Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tantangan Global Umat Masa Depan (3)

Kemandekan Pembaharuan Pemikiran Agama

Minggu, 29 Mei 2022 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pembaharuan pemikiran agama seniscayanya menjadi sesuatu yang berkelanjutan (on going proces). Nilai-nilai agama memang diturunkan di dalam sebuah masyarakat berabad-abad lampau tetapi zaman kehidupan umat manusia selalu berkembang.

Di sinilah peran tokoh dan para pemikir agama berkewa­jiban untuk mengartikulasikan nilai-nilai ajaran agamanya di tengah masyarakat yang sudah berubah. Nilai-nilai aja­ran agama bukan hanya diperuntukkan kepada masyarakat tempat ia diturunkan tetapi juga harus menembus waktu dan menerobos lapis-lapis budaya masyarakat. Di sinilah arti penting agama, harus mampu memberikan petunjuk dan pencerahan sepanjang zaman yang dilalui masyarakat pengikutnya.

Baca juga : Agama: Membumi Untuk Melangitkan

Dalam Islam, Rasulullah Saw pernah mengingatkan kita bahwa setiap seratus tahun perjalanan sejarah umatku selalu lahir seorang pembaharu (ulama besar). Hadis ini mengisyaratkan kepada kita bahwa ajaran Islam yang ber­sifat fleksibel dan dirancang menjadi agama akhir zaman, selalu terbuka peluang untuk melakukan reinterpretasi dan reartikulasi ajaran demi memenuhi tuntuan perkembangan zaman.

Dalam ajaran dikenal ada dua komponen ajaran, yaitu ajaran dasar dan ajaran non-dasar. Ajaran dasar bersifat permanen, tidak akan pernah bisa berubah dan diubah oleh kepentingan apapun dan siapapun, dan jumlahnya terbatas, seperti ajaran rukun iman dan rukun Islam. Secanggih apa pun sebuah pemikiran tidak boleh mengotak atik inti ajaran ini. Sedangkan ajaran non-dasar ialah turunan dari ajaran dasar yang lahir melalui metodologi tertentu, ajarannya bersifat fleksibel, jumlahnya lebih luas, dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Baca juga : Agama Semakin Berjarak Dengan Para Pemeluknya

Contoh ajaran non-dasar ialah di dalam memilih pemimpin, ajaran dasarnya ialah menggunakan prinsip musyawarah, tetapi ajaran non-dasarnya ialah menentu­kan bentuk formal implementasi musyawarah. Itu bisa diterjemahkan dengan sistem politik lokal setiap negara, seperti sistem negara republik, negara serikat, NKRI, dan bentuk negara apapun yang penting perinsip musyawarah terakomodir di dalamnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.