Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Trend Islam Di AS (73)

Islam dan AS: Tidak Mengenal Mayoritas-Minoritas

Sabtu, 6 Juli 2019 04:02 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Di antara persamaan substansial antara Islam dan AS ialah sama-sama tidak menonjolkan istilah mayoritas dan minoritas. Al-Qur’an sejak awal mengingatkan umatnya untuk tidak menjadikan kedudukan mayoritas dan minoritas sebagai isu politik yang bisa melahirkan anarki kaum mayoritas dan tirani kaum minoritas.

Al-Qur’an tidak pernah memperkenalkan konsep mayoritas (aktsariyyah) dan minoritas (aqaliyyah) dalam arti pemberian otoritas mutlak kepada kaum mayoritas atau pemberian hak-hak istimewa kepada kaum minoritas. Al-Qur’an memperkenalkan konsep al-musawa, yaitu persamaan kedudukan, hak dan kewajiban bagi segenap warga umat.

Memang ada sejumlah istilah yang digunakan dalam Al-Qur’an yang dapat diasosiasikan kepada eksistensi kelompok mayoritas dan minoritas, yaitu kata katsirah dan qalilah, seperti yang disebutkan dalam ayat: Kam min fiatin qalilah gulibat fiatin katsirah bi idzn Allah (Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar/Q.S. al-Baqarah/2:249).

Baca juga : Mendefinisikan Islam Secara Benar Di AS

Ayat ini tidak jelas apakah yang dimaksud kelompok mayoritas (katsirah) dan minoritas (qalilah), apakah merujuk kepada mayoritas-minoritas secara kualitatiaf atau secara kuantitatif? Yang jelas ayat itu mengingatkan kita bahwa eksistensi kelompok mayoritas bukan jaminan untuk menang dan kelompok minoritas bukan kepastian untuk kalah. Sejarah kemanusiaan telah berulang kali membuktikan kebenaran ayat ini.

Al-Qur’an juga pernah menyoroti keberadaan kelompok mayoritas secara kuantitatif dan secara kualitatif dan ada golongan minoritas secara kuantitatif dan kualitatif, misalnya disebutkan dalam ayat: Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. (Q.S. al-Anfal/8:26).

Al-Qur’an menegaskan tidak boleh melecehkan walau hanya satu orang (nyawa), sebagaimana ditegaskan dalam ayat: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, … maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah- olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (Q.S. al-Maidah/5:32).

Baca juga : Fenomena Tentara Muslim Di AS

Al-Qur’an juga sudah mengisyaratkan relasi antar golongan di dalam masyarakat, harus diambil manfaatnya dengan cara menekankan aspek “pertemuan” (encounters), bukannya menekankan aspek negatif (conflict), sebagaimana diisyaratkan di dalam ayat: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (Q.S. A-Hujurat/49:13).

Di dalam mengatasi problem mayoritas-minoritas ini tentu yang diperlukan bukan jalan tunggal di dalam mencapai suatu tujuan, tetapi diperlukan jalan-jalan alternative, sebagaimana ditegaskan di dalam ayat: Janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. (Q.S. Yusuf/12:67).

Yang penting bagi para komponen masyarakat, baik golongan mayoritas maupun minoritas dimenita untuk menekanlan titik temu, (kalimah sawa’), sebagaimana disebutkan dalam ayat: Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (common flatform) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu. (Q.S. Ali ’Imran/3:64).

Baca juga : Khitan Di AS: Kasus Menarik

Golongan manapun, baik mayoritas maupun minoritas, diminta untuk berbaik sanka antara satu sama lain, sebagaimana disebutkan dalam ayat: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. (Q.S. al-Hujurat/49:12).

Ayat-ayat tersebut di atas sangat sesuai dengan kepribadian AS.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.