Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Trend Islam di AS (68)

Khitan Di AS: Kasus Menarik

Selasa, 2 Juli 2019 08:19 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebuah kasus menarik berkaitan dengan khitan pernah terjadi di salah satu negara bagian di AS beberapa waktu lalu. Ada seorang laki-laki keturunan Iran kawin dengan perempuan AS. Singkatnya ia dikarunia anak perempuan. Sang ayah sebagai seorang muslim yang taat menghendaki agar anak perempuannya dikhitan, sesuai dengan keyakinannya anak perempuan pun harus di khitan sebagaimana di negeri asalnya di Iran.

Akan tetapi sang ibu tidak setuju dan melarang keras anak kesayangannya di khitan. Suatu ketika, sang ibu pergi ke kantor dan sang ayah kembali kerumah menengok anaknya. Kesempatan itu digunakan sang ayah untuk mengkhitan sendiri anak perempuannya dengan keyakinan itu merupakan keharusan agama.

Ternyata pendarahan berlangsung lama dan sang bayi dibawah ke rumah sakit. Pada saat itu, sang ibu melaporkan suaminya ke polisi dengan tuduhan melakukan mutilasi terhadap anaknya. Luka dan darah sang bayi dijadikan alat bukti untuk menahan dan menghukum sang suami. Akhirnya sang suami betul-betul dipenjara dengan alasan memitilasi anaknya.

Baca juga : Khitan Di AS: Khitan Kaum Perempuan (2)

Dalam kesempatan lain, suatu ketika petugas imigrasi AS menghampiri orang-orang yang akan naik pesawat menuju Addis Ababa, di Ethiopia, Frankfurt di Jerman, dan Dakar di Senegal. Para petugas itu bukan mencari barang-barang terlarang dengan membawa anjing-anjing pelacak, tapi mereka adalah bagian dari US Immigration and Customs Enforcement, disingkat ICE, atau Jawatan Pelaksanaan Imigrasi dan Bea Cukai.

Tujuan mereka bukan untuk menangkap ataupun mendeportasi orang, tapi membagi-bagikan brosur tentang FGM, singkatan dari kata female genital mutilation, atau mutilasi alat kelamin perempuan. Para petugas itu juga ingin berbicara dengan para penumpang pesawat tentang apa FGM itu dan kaitannya dengan hukum dan kesehatan.

Suatu ketika, para petugas itu berada di ruang tunggu pesawat di bandara Atlanta, di sana mereka menemui seorang laki-laki warga Ethiopia di deportasi tahun lalu sebagai orang pertama yang dinyatakan bersalah karena melakukan FGM di Amerika. ICE menolak permintaan untuk berbicara dengan para petugas lapangan itu atau bagaimana mereka menjalankan tugas mereka.

Baca juga : Khitan Di AS: Motif Medis

Tapi menurut brosur dan foto-foto yang dipasang pada press release ICE, petugas perempuan dan laki-laki menghampiri perempuan-perempuan yang akan naik pesawat ke tujuan-tujuan tertentu di luar negeri. Khitan dianggap sebagai mutilasi kelamin perempuan dan dianggap sebagai sebuah kejahatan dalam pemerintahan federal setempat, kata petugas-petugas ICE itu.

Menurut mereka, kihtan bagi kaum perempuan bisa berdampak pada kesehatan. Mereka mempersoalkan pelaksanaan khitan anak perempuan walaupun itu terjadi di luar wilayah hukum mereka. Proyek ICE ini serupa dengan yang dijalankan di Inggris, semacam usaha meningkatkan kesadaran akan risiko FGM dan betapa tindakan itu dianggap sebagai kejahatan di banyak bagian dunia. 

Membuang bagian-bagian kelamin perempuan tanpa alasan medis adalah praktek yang dijalankan secara luas di puluhan negara, tapi juga dilakukan dalam skala yang lebih kecil di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat. Tahun lalu, para penyelidik ICE membongkar kejahatan yang melibatkan seorang dokter yang melakukan FGM pada sejumlah anak perempuan. Alasannya bisa macam-macam, mulai dari keagamaan, kebudayaan atau alasan palsu yang dihubung-hubungkan dan tindakan medis.

Baca juga : Khitan di AS: Motif Medis

Ratusan ribu perempuan yang tinggal di AS adalah korban FGM, atau terancam terkena praktek itu, kata Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit. Tapi apakah membagikan brosur dan berbicara dengan keluarga yang akan berkunjung ke tanah asal mereka, atau sedang mempertimbangkan untuk melakukan proses FGM atas anak-anak perempuan mereka suatu cara yang efektif? ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.