Dark/Light Mode

Trend Islam di AS (72)

Mendefinisikan Islam Secara Benar Di AS

Jumat, 5 Juli 2019 10:39 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Negara seperti AS perlu definisi Islam yang benar dalam arti keseimbangan antara aspek rasional dan spiritual. Seringkali kita menyaksikan orang memperjuangkan Islam dengan definisi Islam yang tidak jelas. Mereka mati-matian memperjuangkan ”Islam” tetapi sesungguhnya memperjuangkan budaya dalam mana Islam mewujudkan dirinya, bukan Islamnya itu sendiri. 

Yang paling sering terjadi memperatasnamakan Islam untuk kepentingan subyektifitasnya sebagai politisi, pebisnis, dan kepentingan profesi. Ayat-ayat dan hadis dipilih mana yang paling sesuai dengan kepentingan subyektifitasnya. Jika tidak ditemukan mereka menafsirkan ayat atau hadis terlalu jauh atau kalau perlu mengarang hadis. 

Pernah terjadi penjual terong yang cemburu kepada tetangganya penjual madu. Madunya laku karena ada hadis Nabi yang sering dikutip: ”Madu bisa menyembuhkan segala macam penyakit”. Ia lalu meneriakkan sebuah hadis palsu: ”Terong bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit”, akhirnya dagangannya pun laris karena hadis palsu tersebut.
 
Masih banyak umat Islam belum bisa membedakan antara ajaran Islam dan budaya Arab, sebuah budaya yang pertama kali mengusung ajaran Islam. Menjadi the best muslim tidak mesti harus menyerupakan diri dengan orang Arab, orang Mesir, orang Yaman, atau orang Persia. Kita bisa tetap sebagai orang yang berkebudayaan Indonesia dengan berbagai atributnya tetapi pada saat bersamaan tetap menjadi the best muslim. Bahkan mungkin tidak kalah dengan muslim Arab. 

Baca juga : Fenomena Tentara Muslim Di AS

Kata Islam tersusun dari huruf sin, lam, mim (salima) sebuah akar kata yang membentuk kata salam (damai), islam (kedamaian), Istislam (pembawa kedamaian), dan Taslim (ketundukan, kepasrahan, dan ketenangan). Salam adalah kedamaian dan kepasrahan dalam pengertian lebih umum. Islam adalah kedamaian dan kepasrahan dalam pengertian yang lebih khusus, memiliki seperangkat konsepsi nilai dan norma (value & norm). Istislam adalah seruan kedamaian dan kepasrahan yang lebih cepat, tegas, rigit, dan sempurna (perfect). 

Allah Swt memberi nama agamanya yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw dengan agama Islam. Bukan agama salam (kepasrahan tanpa konsep). Bukan juga agama istislam yang lebih mengutamakan kecepatan, ketegasan, dan kesempurnaan dalam memperjuangkan kedamaian dan kepasrahan. 

Kata islam itu sendiri mengisyaratkan jalan tengah atau moderat (tawassuth). Di dalam Al-Qur’an disebutkan: Inna al-dina ’inda Allah al-islam (Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam/Q.S. Ali Imran/3:19), man yabtagi gair al-islam dinan falan yuqbala minhu (Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya/Q.S. Ali Imran/3:19). 

Baca juga : Titik Temu Persamaan Peradaban Islam

Perhatikan ayat-ayat tersebut di atas semuanya menggunakan kata al-islam, dengan menggunakan alif ma’rifah (al), bukan islam dalam bentuk nakirah, bukan juga salam atau istislam. Ini semua menunjukkan bahwa dari segi bahasa saja al-islam (Islam) sudah mengisyaratkan jalan tengah, moderat, dan sudah barang tentu menolak kekerasan dan keonaran. Seharusnya seorang muslim (orang yang beragama Islam) itu mengedepankan kedamaian, ketundukan, kepasrahan dan pada akhirnya merasakan ketenangan lahir batin. 

Agaknya kontradiktif jika panji-panji Islam dibawa-bawa untuk sesuatu menyebabkan lahirnya kekacauan dan ketidaknyamanan. Apa lagi jika atas nama Islam digunakan untuk melayangkan nyawa-nyawa orang yang tak berdosa, sangat tidak sepadan dengan kata islam itu sendiri. 

Kelompok minoritas liberal muslim memaknai Islam dengan konteks salam, yang lebih bersifat inklusif-substantif, sementara kelompok minoritas radikal muslim lebih memaknai Islam dengan konteks istislam, yang menuntut adanya intensitas dan semangat progresif di dalam mewujudkan nilai dan norma Islam. ***
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.