Dark/Light Mode
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Sebelumnya
Allah SWT mempertontonkan diri-Nya menciptakan dan memelihara alam semesta (al-hamdu lillahi Rabb al’alamin) dengan penuh sifat-sifat feminin, kasih sayang (al-rahman al-rahim). Bahkan diri-Nya sendiri diperkenalkan sebagai Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang sebagaimana dalam konsep basmalah (Biism Allah al-Rahman al-Rahim). Tentu kita sebagai hamba dan sekaligus khalifah (representatif)-Nya, sepatutnya menocontoh Sang Pemberi Mandat khalifah meniru diri-Nya.
Orang-orang yang mengidentifikasi diri dengan sifat-sifat maskulin Tuhan, akan didominasi rasa: aktif, progresif, kuasa, independen, jauh, dan dominan. Sedangkan orang yang mengidentifikasi diri dengan sifat-sifat feminin Tuhan akan didominasi rasa: tawadlu, dekat, kasih, dan pemelihara. Jika kita ingin dekat dengan Tuhan tirulah sifat-sifat dominan Tuhan di dalam diri-Nya, yaitu Pengasih, penyayang, dan feminin.
Baca juga : Agama Kehilangan Daya Jihad
Konsep taskhir (penundukan alam semesta) kepada manusia bukan semacam SIM untuk mengeksploitasi alam raya melampaui ambang daya dukungnya, seenak-enaknya menguras, menebang, menimbun, menggali, menggeser, apalagi memusnahkan, memunahkan, dan membakar. Manusia sebagai khalifa harus merawat, melestarikan, dan mengembangkan ekosistem jika ingin mencontoh sifat rububiah Tuhan.
Jika pembangunan digerakkan dengan energi maskulin semata, maka pasti yang akan terjadi adalah penggusuran, penebangan, penimbunan, pembakaran, dan pemusnahan. Akibatnya, alam sebagai fasilitas dan srana dalam mengaktualisasikan kekhalifahan akan muak dan mungkin akan membangkang, bahkan akan balik protes, menyerang, dan berunjuk rasa menentang kesewenang-wenangan manusia.
Baca juga : Maskulinisasi Wajah Agama
Demonya alam raya, ya seperti tsunami, longsor, banjir, gunung meledakkan dirinya, gelombang mengglung dirinya, angin bertiup kencang, sampai kepada serangga dan hama juga ikut mengambil bagian. Yang menjadi masalah mengapa Tuhan, Nabi, dan Kitab Suci begitu feminin tetapi umat kita maskulin bahkan cenderung semakin maskulin dengan berbagai fenimena. Inilah tantangan umat masa depan, bagaimana kita berjuang untuk demaskulinisasi pemahaman agama.(*)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.