Dark/Light Mode

Bersahabat Dengan Musibah

Selasa, 24 Mei 2022 06:35 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Musibah dan penderitaan adalah salah satu ujian kenai­kan kelas. Tanpa ujian, biasanya tidak ada kenaikan kelas. Hanya saja masih jarang orang menyadari bahwa musibah dan penderitaan adalah ujian kenaikan kelas.

Jika kita merenung dan berkontemplasi sejenak, maka me­mang benar bahwa di balik setiap musibah dan penderitaan selalu ada rahasia Tuhan yang sulit ditebak.

Suatu saat Nabi Yusuf berdoa: “Rab al-sijn ahbbu ilaiyya” (Ya Allah penjara aku lebih sukai) (Q.S. Yusuf/12:33). Ini diungkapkan ketika ia dipaksa oleh raja melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya. Ia memilih hidup menderita di ruang gelap dan sempitnya penjara, ketimbang gemerlapnya istana yang ditawarkan kepadanya.

Baca juga : Masjid Nabi Untuk Pertunjukan Seni

Ternyata bukan hanya Nabi Yusuf, sejarah panjang per­juangan bangsa Indonesia memiliki daftar panjang nama-nama yang rela menderita demi untuk meraih kemerdekaan untuk anak-cucunya. Mungkin kita pun pernah mengalami dalam kadar tertentu.

Ini membuktikan bahwa ternyata penderitaan tidak sela­manya menyakitkan, tetapi kadang dirasa lebih asyik, karena boleh jadi merasa sedang bersama dengan Tuhan.

Banyak orang yang bukan Nabi juga lebih memilih pen­deritaan secara fisik demi ketenangan batinnya, ketimbang bahagia secara fisik tetapi menderita secara batin.

Baca juga : Ketika Alam Dan Manusia Tidak Bersinergi (4)

Musibah, bala, kekecewaan, dan ketidaknyamanan bisa diubah menjadi sebuah kenyamanan, jika suasana batin aktif di dalam hati seseorang. Musibah dan penderitaan yang se­harusnya menjadi sesuatu yang merepotkan, mengecewakan, menyakitkan, dan memalukan, tetapi ada orang yang berhasil menjadikannya sebagai suatu kenikmatan.

Penyakit yang mendera Nabi Ayyub sekujur badannya dikerumuni belatung membuatnya ia dibuang di sebuah gua di pegunungan di luar perkampungan, ia tiba-tiba men­gatakan kepada para belatung di sekujur tubuhnya, kalian dulu makhluk yang paling aku benci, di mana-mana saya mencari tabib untuk memusnahkanmu, tetapi kalian tetap betah di tubuhku.

Sekarang kalian bersenang-senanglah, karena ternyata kalian adalah sahabat setiaku. Satu-satunya yang bisa men­emaniku di kegelapan gua ini hanya kalian. Ayub tidak lagi merasa sakit dari gigitan belatung-belatung itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.