Dark/Light Mode

Tantangan Global Umat Masa Depan (28)

Memaralelkan Jihad Dan Patriotisme

Minggu, 26 Juni 2022 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Emosi keagamaan bisa menjadi pemicu andrenalin paling dahsyat. Gugur karena membela etnik dan keluarga bagi mereka tidak ada jaminan syurga. Akan tetapi gugur karena membela panji-panji agama adalah mati syahid dan dijanji­kan masuk syurga tanpa proses perhitungan surat amal.

Untuk jihad berlaku sebuah motto: ‘isy kariman au mut syahidan (hidup mulia atau mati syahid). Tidak heran jika ada perang membela jalan Tuhan selalu ramai dan bahkan dicari.

Baca juga : Filosofi Dan Strategi Fathu Makkah

Dalam lintasan sejarah perang agama, seringkali orang-orang yang tampil paling depan ialah mereka yang bukan praktisi agama, seperti para ulama atau pemimpin agama, tetapi pemeluk agama yang biasa dan mungkin di antara mereka ada yang berlumuran dosa. Mereka berharap men­jadi syuhada, mati dalam membela agama Tuhan, untuk menebus dosa masa lampau dengan cara menjadi syahid.

Para teroris tidak semuanya ahli ibadah yang tekun men­jalankan amalan wajib dan sunnat. Sebagian di antaranya terbebani dengan dosa besar masa lampau, sehingga mereka ingin menebusnya dengan mati syahid.

Baca juga : Mengaktualkan Peran Sosial Agama

Masalahnya, mereka menilai mati dengan meledakkan diri bersama bom ditujukan kepada sekutu-sekutu kaum kafir dianggap pula mati syahid. Padahal boleh jadi mereka hanya mati konyol, bukan mati syahid.

Karena kategori syahid kriterianya sangat panjang. Yang pasti, tidak boleh nekat melibatkan diri dalam suatu peran yang mengancam jiwa, seperti meledakkan diri dengan bom untuk membunuh musuh.

Baca juga : Posisi Ideal Ulama Dan Umara

Rasulullah dan para sahabatnya tidak pernah mencontoh­kan untuk kejadian yang dapat membenarkan bom bunuh diri atau semacamnya. Bahkan dalam hadis ditemukan orang yang bunuh diri, sama dengan mati kafir. Orang yang nekat dapat dianalogikan dengan bunuh diri dan orang bunuh diri dianggap mati kafir, dan orang kafir tidak boleh dishalati.

Itulah sebabnya ada fatwa yang pernah menyatakan jenazah para teroris tidak perlu diurus secara Islam karena perbuatannya sudah keluar dari koridor Islam. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.