Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Moralitas Politik dalam Islam (24)

Tak Menelantarkan Warga Non-Muslim

Selasa, 29 November 2022 06:39 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Menelantarkan orang atau masyarakat merupakan perbuatan yang tidak bermoral. Seorang pemimpin tidak boleh membeda-bedakan anggota masyarakatnya berdasar­kan subyektifitas dirinya sebagai pemimpin. Termasuk mendiskreditkan etnik atau agama tertentu.

Sebuah riwayat dari Asma’ binti Abu Bakar yang me­nanyakan prihal ibunya yang non-muslimah kepada Nabi, apakah boleh bersilaturrahim dengannya, lalu dijawab oleh Nabi: “Sambutlah ibumu dan bersilaturrahimlah dengan­nya”. (H.R. Al-Hakim).

Baca juga : Menepati Janji Ke Non-Muslim

Seperti kita ketahui, ibu Asma’ saat itu masih musyrik. Masih banyak keluarga Nabi yang juga masih musyrik, termasuk kakeknya sendiri, Abdul Muthalib, yang hingga wafatnya tidak mengucapkan dua kalimat syahadat, tetapi luar biasa respeknya Nabi, sang cucu, terhadapnya.

Dalam kesempatan lain, Aisyah menceritakan suatu ketika kelompok Yahudi datang kepada Nabi sambil mengatakan: “Assamu ‘alaikum” (Kebinasaan bagimu). Memang sepintas kedengaran dengan kata “Assalamu ‘alaikum” (keselama­tan bagimu). Aisyah menjawabnya: “Wa ‘alaikumussam walla’nah” (kebinasaan dan laknat Allah bagimu).

Baca juga : Belajar Dari Pengalaman Suksesi Utsman Bin Affan

Nabi menegur ‘Aisyah, isterinya, dengan mengatakan: “Pelan-pelan wahai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah Swt menyukai kelembutan di dalam setiap persoalan”. ‘Aisyah menjawab: “Apakah engkau tidak mendengarkan apa yang mereka kata­kana kepadamu?”. Nabi menjawab: “Kamu sudah menjawab mereka dengan “Wa ‘alaikumussam”.

Dua kasus di atas cukup menjadi bukti bagaimana Nabi teladan umat Islam begitu ramah dan lembut mem­perlakukan orang-orang non-muslim. Ibunya Asma’, sang mertua Nabi diminta untuk memperlakukan secara terhormat dan manusiawi kepada ibunya, sungguhpun ia seorang non-muslim.

Baca juga : Belajar Dari Pengalaman Suksesi Abu Bakar

Bahkan Nabi meminta agar sering mendatangi untuk bersilaturrahim dengannya. Sekalipun berbeda agama, kalau kerabat tetap harus berprilaku baik dan respek terhadap mereka. Agama tidak boleh menjadi jarak antara satu sama lain. Yang penting di sini ada sal­ing pengertian.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.