Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Nabi Muhammad SAW betul-betul menjadi teladan di dalam mengelola Fitnah. Dalam lintas sejarah Nabi Muhammad SAW seringkali dilanda fitnah tetapi selalu berhasil menyelesaikannya dengan baik tanpa menimbulkan persoalan baru. Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW pun juga sering dilanda fitnah, bahkan di anaranya fitnah yang amat keji. Mulai Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW tidak pernah sepi dari fitnah, tetapi mereka memberikan pelajaran penting bagaimana para Nabi menyelesaikan fitnah-fitnah mereka dengan baik.
Pelanggaran Nabi Adam memakan buah terlarang di surga membuat anak manusia jatuh dari langit surga kebahagiaan turun ke bumi penderitaan. Nabi Nuh juga diterpa isu keluarga yang menyebabkan isteri dan anaknya dicelah di dalam Al-Qur’an sebagai isteri paling khiyat Bersama dengan isterinya Nabi Luth (Q.S. Al-Tahrim/66:10):
Baca juga : Tak Menelantarkan Warga Non-Muslim
Allah membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.
Dalam kasus lain, bis akita sebut dua kasus fitnah politik keji yang diadreskan kepada para Nabi, antara lain fitnah para pembesar Mesir yang menjebak Nabi Yusuf berduaan dengan seorang perempuan keluarga kerajaan. Yang kedua, fitnah yang dilontarkan oleh Abdullah bin Ubai bin Abi Salul terhadap ‘Aisyah bersama dengan seorang prajurit.
Baca juga : Menepati Janji Ke Non-Muslim
Kedua fitnah ini temanya sama: Bermaksud menjatuhkan orang bersih dengan cara keji. Namun tipu daya itu gagal karena Allah SWT selalu berada di pihak yang bersih dan terdhalimi, sebagaimana ditegaskan di dalam ayat: “Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)”. Sesungguhnya malaikat Kami menuliskan tipu dayamu. (Q.S. Yunus/10:21)
Berawal dari Nabi Yusuf yang dibuang oleh saudaranya di sumur di tengah padang pasir, lalu dipungut anggota kafila dan dijual ke keluarga raja.
Baca juga : Belajar Dari Pengalaman Suksesi Utsman Bin Affan
Setelah Yusuf berangkat remaja dan menjadi dewasa, ketampanan, kecerdasan, dan kearifannya semakin menonjol. Wajar saja jika sang permaisuri raja terpikat olehnya. Akhirnya puncak peristiwa menghebohkan pulik terjadi konspirasi sang permaisuri meminta Yusuf memasuki kamarnya dan berusaha membujuknya.
Namun konsistensi Yusuf terhadap keyakinan agama dianutnya membuat Yusuf akhirnya memilih meninggalkan sang permaisuri, namun kepalang tanggung si permaisuri memaksi Yusuf untuk melayaninya walaupun gagal karena Yusuf tetap menolaknya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.