Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Selasa, 25 Desember yang baru lalu terjadi “aksi cowboy” di sebuah jalan kawasan Jakarta Timur. Ceritanya sangat klasik: mobil menyerempet sepeda motor. Pengendara mobil tancap gas dan “ngabur” untuk menghindari tanggung jawab.
Emosi pengendara motor meledak, tidak bisa menerima perilaku pengendara mobil, lalu mengejar. Kebetulan, pengendaraan motor oknum TNI berpangkat Sersan Dua yang membawa senjata api. Terjadi kejar-mengejar, suara beberapa kali tembakan pun terdengar.
Singkat cerita, pengendaraan mobil, juga anggota TNI berpangkat Letnan Kolonel, tewas diterjang beberapa peluru dari pengendara motor. Tampaknya ia tewas seketika. Setelah itu, giliran pengendara motor yang panik, dan lari dengan ojek, meninggalkan sepeda motornya.
Siapa yang salah dalam insiden maut ala cowboy ini? Istilah “cowboy” mungkin tepat untuk menggambarkan drama di jalan yang menegangkan ini. Dalam film-film cowboy, sering penonton disuguhkan kejar-kejaran antara jagoan dan penjahat sambil memuntahkan tembakan-tembakan. Tujuannya jelas: melumpuhkan lawan seketika dengan peluru panas.
Baca juga : Boikot, Cara Bowo Melawan Metro TV
Tentu kita tidak bisa mengatakan mana jagoan dan mana penjahat dalam kasus insiden maut ini. Fenomena apa sesungguhnya yang kita lihat di balik tindakan arogan dan brutal seorang pengendara sepeda motor yang kemudian menewaskan seorang Letnan Kolonel TNI-AU? Bahwa banyak orang terpancing untuk bersikap sewot dan mudah tersinggung ketika terjebak kemacetan parah di jalan raya.
Bersinggungan saja antara dua kendaraan bermotor kerap berbuntut panjang, sebab sebagian besar pengguna jalan yang terjebak macet itu memang sudah dikondisikan untuk marah dan bertindak brutal. Kemacetan lalu-lintas menjadi fenomena umum di semua kota metropolitan di dunia ini. Pergilah Anda ke Tokyo, Seoul, Singapura, Shanghai, Beijing, Moscow, Bangkok, pusat kota Chicago, New York, Rio de Janeiro, Amsterdam, New Delhi, Lagos, dan tidak terkecuali Jakarta.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.