Dark/Light Mode

Aksi Cowboy Yang Merenggut Nyawa Letkol

Jumat, 28 Desember 2018 08:01 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Anda akan temui “macet gila” di jalan raya kota-kota tersebut, dari pagi hingga malam. Di negara kita, kemacetan lantas sudah merata ke seluruh kota besar; sebut saja, Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Medan, Makassar. Bahkan kota-kota kecil seperti Bogor, Malang, Cirebon, Yogyakarta, idem ditto.

Baca juga : Amien Cuek

Kenapa macet gila? Jawabannya sama di mana-mana: karena pertambahan kendaraan bermotor yang lepas kendali, disamping faktor disiplin pengendara, kondisi jalan dan lain-lain. Anak kelas SD juga paham kalau pertumbuhan kendaraan bermotor sangat tidak seimbang dibandingkan dengan pertumbuhan volume jalan, kemacetan tidak bisa dihindarkan.

Baca juga : Boikot, Cara Bowo Melawan Metro TV

Polisi buat seribu “rekayasa lalu-lintas” percuma saja. Hasilnya cuma sementara. Ibarat penyakit, akar penyakit tidak disembuhkan, yang diobati hanya gejala, simpton, yang dirasakan si pesakit. Maka, di hampir semua kota besar di dunia ini, walikota atau gubernurnya putar otak sekerasnya untuk menurunkan tingkat kemacetan.

Baca juga : Menegakkan Kejujuran Akademik

Banyak cara yang ditempuh, antara lain membangun MRT, kereta cepat ringan, bus-bus umum yang nyaman termasuk busway, meningkatkan hukuman bagi pelanggar peraturan lalu-intas, memperbaiki kondisi jalan dan lain-lain. Tapi, semua itu kurang berarti jika pertumbuhan kendaraan bermotor dibiarkan unchecked, lepas kendali.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.