Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (10)

Faktor Negara-negara Asing

Sabtu, 27 Mei 2023 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Konsekuensi Mu’awiyah memboyong Ibu Kota Islam ke Syam (Syiria) setelah ia mengambil alih kekuasaan dari Ali, musyawarah dengan para tokoh utama umat Islam, seperti para sahabat senior, sudah jarang lagi terjadi.

Apalagi saat itu belum ada alat komunikasi yang efektif semacam yang kita miliki seka­rang. Mu’awiyah jarang sekali bermusyawarah seperti halnya para khalifah sebelumnya.

Sebagai referensi perbandingan, Mu’awiyah banyak mengambil iktibar dari negara-negara lain saat itu, di luar kekuasaan negara Islam, seperti Byzantium, China, dan Persia.

Keseluruhan negara di luar Islam saat itu masih menggunakan sistem kerajaan (monarki).

Baca juga : Pengalaman Suksesi Pasca Khulafaur Rasidin

Sistem pemerintahannya mi­rip apa yang pernah terjadi di masa sebelum Nabi Muhammad berkuasa.

Suksesi pemerintahan di­laksanakan lewat penunjukan kepada anggota keluarga ter­dekat.

Misalnya, Mu’awiyah menun­juk putra mahkotanya Yazin ibn Mu’awiyah bakal calon peng­ganti yang akan menggantikan­nya kelak.

Sama dengan pada masa jahiliyah, kepemimpinan suku Quraisy juga berlangsung dengan cara pewarisan tahta kerajaan kepada anggota keluarga terdekat yang ditunjuk.

Baca juga : Pengalaman Suksesi Ali ibn Abi Thalib

Sistem monarki saat itu ma­sih dipandang wajar karena kerajaan-kerajaan tetangga saat itu juga masih melakukan hal yang sama.

Hal yang sama juga terjadi pada masa Abbasiyah yang menggantikan rezim Bani Mu’awiyah.

Suksesi kepemimpinannya juga berdasarkan penunjukan sebagaimana lazimnya negara-negara monarki lainnya.

Tradisi kepemimpinan yang ditanamkan di dalam pemerintahan Mu’awiyah banyak mengadopsi pola kepemimpinan negara-negara lain, yang bersifat otoriter.

Baca juga : Pengalaman Suksesi Utsman ibn `Affan

Tradisi musyawarah sebagaimana yang dikembangkan khu­lafaur rasyidin berangsur-angsur ditinggalkan.

Mu’awiyah bukan saja me­ninggalkan musyawarah dalam pengambilan keputusan, tetapi juga menganut sistem protokol kerajaan negara-negara monarki pada masanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.