Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Islam tidak menetapkan lama sebuah jabatan diemban oleh seseorang atau rezim.
Sejarah membuktikan bahwa kepemimpinan dalam Islam mulai dari khulafaur rasyidin sampai dinasti-dinasti sesudahnya tidak pernah diatur lama atau pendeknya seseorang menjadi pejabat atau pemimpin, termasuk kepala negara.
Para khulafaur rasyidin mengakhiri jabatannya setelah ia wafat. Abu Bakar memimpin sebagai khalifah kurang lebih dua tahun, Umar 6 tahun, Utsman 12 tahun, dan Ali lima tahun.
Agak ironis, hanya Abu Bakar yang meninggal secara alami, selain karena pembunuhan politik.
Baca juga : Memperkenalkan Kebebasan Yang Terukur
Umar meninggal ditikam dari belakang oleh sahabat nabi, Abu Lu’lu; Utsman dibunuh oleh kelompok Ammar ibn Yasir, dan Ali dibunuh oleh seorang pentolan khawarij bernama Abdurrahman ibn Muljam.
Masa jabatan dalam Islam lebih ditekankan kepada kapasitas dan kemampuan sang pemimpin.
Selama secara objektif seorang pemimpin masih bisa menjalankan roda kepemimpinannya maka selama itu legal baginya, tentu saja selama tidak ada ketentuan lain secara khusus yang mengaturnya berdasarkan hasil persepakatan.
Bukan saja kepala negara tetapi jabatan-jabatan lain juga demikian. Nabi tidak pernah memberhentikan di tengah jalan pendamping-pendamping setianya yang kita kenal dengan khulafaur rasyidin.
Baca juga : Konfigurasi Identitas Itu Indah
Yakni, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, ditambah sekteraris pribadi nabi, Zaid ibn Tsabit. Mereka menempati posisi secara profesional dan proporsional.
Abu Bakar sebagai sosok figur yang berwibawa. Nabi pun sering berkonsultasi khusus dengannya. Umar sosok figur kreatif dan amat kreatif, Nabi pun sering dikritik.
Utsman sosok figur yang cerdas mencari dan mengumpulkan dana untuk umat. Ali sosok figur anak muda yang idealis dan tegar.
Ia rela mengganti Nabi di dalam selimutnya ketika Nabi dipagar betis untuk dieksekusi kaum kafir Qurais.
Baca juga : Faktor Negara-negara Asing
Zain ibn Tsabit satu-satunya ahli bahasa asing. Dialah yang menerjemahkan dan menulis surat-surat Nabi ke raja-raja sekitar negeri Arab.
Selain itu juga ada Abi Huraitah yang memimpin Ahlus Suffah dan Baitul Mal. Ada Salman al-Farisi, arsitek perang Nabi dari Persia.
Uniknya orang ini, sekian lama menjadi inner circle Nabi, tetapi ia belum muslim. Baru masuk Islam pada masa hidup terakhir Nabi.
Masa jabatan para raja dan pimpinan dinasti-dinasti pasca khulafaur rasyidin demikian pula adanya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.