Dark/Light Mode
- Kata Lionel Messi Usai Argentina Keok Di Laga Perdana Olimpiade
- Argentina Vs Irak, Tim Tango Dilarang Mengeluh
- Ini Penjelasan RSCM Soal 60 Anak Yang Jalani Cuci Darah
- Gempa Terkini M 3,9 Guncang Kuningan, Getaran Terasa Hingga Ciamis dan Banjar
- KCIC Tambah Jumlah Perjalanan Whoosh Jadi 62 Per Hari Tahun Depan
Teologi Lingkungan Hidup (16)
Asal Usul Alam Semesta: Tajalli Tuhan
![Nasaruddin Umar Nasaruddin Umar](https://rm.id/images/penulis/Nasaruddin-Umar.jpg)
Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Konsep tajalli (manivestasi) dipopulerkan oleh Ibn ‘Arabi dalam kitabnya, Fushuh al-Hikam dan Futuhat al-Makkiyah. Ia menjelaskan bahwa alam semesta ini merupakan manivestasi (tajalli) Tuhan. Tajalli adalah transformasi dari maqam atas (al-Maqam al-’Ulwiyyah) ke maqam bawah (al-maqam al-sufla).
Berawal dari Sang Dia Yang Maha (Sirr al-Asraar/Sacred of The Sacred) atau biasa disebut Maqam Ahadiyah (The One and Only Stage), kemudian Sang Dia ingin mengenali Dirinya lalu memanivestasikan dirinya dengan memperkenalkan nama-nama-Nya (maqam asma’). Manivestasi Awal ini biasa disebut dengan Maqam Wahidiyyah (The Oneness), Entitas Permanen (al-A’yan al-Tsabitah/The Eternal Entity), dan oleh kalangan tarekat disebut juga dengan Nur Muhammad. Maqam ini belum bisa disebut alam karena sesungguhnya masih Dia.
Baca juga : Asal Usul Alam Semesta: Panteisme
Dari Maqam ini nantinya bermanivestasi menjadi alam, yakni manivestasi di luar Dirinya (al-a’yan alkharijiyyah/external entity), mulai dari Alam Jabarut, Alam Malakut, sampai ke Alam Mulk/Syahadah, sebagaimana diuraikan dalam artikel terdahulu.
Dalam pandangan tajalli, keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa (The One) tidak pernah dipertentangkan dengan wujud manivestasinya yang banyak (The Many). Ibaratnya sebuah tongkat yang berdiri di depan 1000 cermin maka penampakan tongkat itu menjadi 1000 namun aslinya tetap satu.
Baca juga : Mengenal Alam Mitsal (2)
Dari sudut matematika dapat dijelaskan bahwa angka satu dengan bilangan selanjutnya substansinya tetap sama. Tidak mungkin ada angka tiga, 100, 1000, 1000.000, dst tanpa ada angka angka satu. Bukankan satu jut aitu berarti kelipatan satu juta dari angka satu.
Tanpa ada angka satu tidak ada bilangan selanjutnya. Angka satu tidak bisa dipisahkan dengan angka selanjutnya karena hubungan antaranya adalah hubungan manifestasi (tajalli). Tentu berbeda dengan pandangan filosof yang menganggap The One dan The Many sebagai dua entitas yang berbeda, karena logikanya dibangun berdasarkan sebab akibat.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.