Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Perang ideologi di dalam era globalisasi, telah saya bahas (Rakyat Merdeka, 27 September 2023), dan sekarang hal yang tidak kalah pentingnya pula dibahas adalah serangan siber. Serangan siber adalah upaya yang dilakukan oleh individu, kelompok (dan bangsa) untuk mengakses, merusak, atau mencuri informasi dari sistem komputer atau jaringan melalui Internet.
Adalah Gubernur Lembagan Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Andi Widjajanto, sebagaimana disiarkan pers pada Senin (18/9/2023), memperjelas bahwa serangan siber akan menjadi tindakan pertama dalam skenario konflik negara-negara besar. Lalu Gubernur (Lemhannas) RI ini mengusulkan pembentukan Angkatan Siber untuk melengkapi matra Angkatan Darat, Laut, dan Udara TNI sebagai respons terhadap ancaman utama yang datang dari potensi konflik antara Amerika Serikat dan China.
Baca juga : Perang Ideologi Dalam Era Globalisasi
Apabila Amerika Serikat (AS) dan China terlibat dalam serangan siber yang melibatkan konflik, atau ketegangan antara keduanya, dampaknya terhadap geopolitik Indonesia dapat cukup signifikan. Maka ketegangan antara AS dan China mendorong negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia, untuk lebih meningkatkan upaya keamanan siber untuk melindungi infrastruktur teknologi informasi dan data sensitif dari serangan siber.
Dengan demikian Indonesia harus mengambil sikap dalam konflik siber antara AS dan China. Tentu saja hal ini tergantung pada hubungan bilateral dan kepentingan nasional. Tetapi yang pasti, sikap ini bisa mempengaruhi hubungan Indonesia dengan kedua negara tersebut, dan juga dengan negara-negara lain di kawasan.
Baca juga : Etika Pemerintahan, Geopolitik Menuju Pemilu 2024
Bersamaan pula Indonesia menghadapi peningkatan risiko serangan siber yang diselenggarakan oleh pihak ketiga, yang berusaha memanfaatkan ketegangan antara AS dan China. Maka Indonesia harus meningkatkan kemampuan pertahanan siber untuk melindungi infrastruktur kritis, data pemerintah, dan data pribadi warga negara.
Setidak-tidaknya dengan adanya ketegangan siber antara AS dan China, dapat memengaruhi dinamika kekuatan di Asia-Pasifik. Dan Indonesia sebagai negara besar di kawasan ini, karuan saja berkewajiban untuk mengevaluasi kembali hubungan dengan kedua negara tersebut untuk mempertahankan keseimbangan dalam diplomasi dan keamanan. Oleh karena itu, dalam konteks geopolitik, serangan siber antara Amerika Serikat (AS) dan China memiliki potensi dampak yang signifikan pada dinamika kekuatan dan hubungan regional di kawasan Asia-Pasifik, dan Indonesia tak pelak lagi merasakan efek-efeknya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya