Dark/Light Mode

Geopolitik Demokrasi Kata Hati: Menyerap Ideologi Pancasila

Senin, 4 September 2023 06:44 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

RM.id  Rakyat Merdeka - Demokrasi, hari-hari bela­kangan ini, terkadang butuh episode, karena ia merupakan dinamika yang acapkali memunculkan nuansa melodrama dalam konteks politik. Bahkan, pada saat-saat tertentu, demo­krasi dapat berubah menjadi sebuah melodrama tersendiri --menye­rupai narasi sinetron televisi.

Hari-hari ini dalam memasuki babak awal menuju pemilihan umum (Pemilu) 2024, demokrasi serupa itu serasa mencuat, dan dalam narasi politik, ini menjadi lakon-lakon yang terulang: partai politik gabung menjadi koalisi, kemudian bubar, dan partai politik lainnya membuat koalisi baru –mirip dalam lakon Pemilu 2009, Pemilu 2014, dan Pemilu 2019. Dengan demikian sangat mungkin demokrasi dapat dibandingkan dengan melodrama berkaitan dengan partai politik, dan bahkan aktor-aktor politik.

Baca juga : Momentum Geopolitik KTT Ke 43 ASEAN

Hal tersebut juga berlaku dalam pandangan tragedi ­demo­krasi: jika demokrasi ­menjadi proyek politik, maka ia melibatkan persaingan sengit dan menjadi sumbu konflik antar kelompok. Dari sini seringkali masyarakat melihat demokrasi punya elemen tragis yang tidak dapat dihindari –walaupun demo­krasi adalah bentuk ­ke­kuasaan politik dipegang oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Oleh karena itu sejarah juga mencatat beberapa tragedi yang terkait dengan pelaksanaan demo­krasi. Sebutlah, antara lain di Eropa, Asia, Afrika, dan bahkan Amerika Serikat. Di Eropa, tertera pada Tragedi Revo­lusi Perancis (1789-1799). Di mana Revolusi Perancis, men­jadi contoh awal dalam sejarah demokrasi yang berdarah mengejutkan dunia.

Baca juga : Geopolitik BRICS Peluang Indonesia Maju

Sedangkan di Asia, di ­mana proses demokratisasi yang ­paling berguncang dan berdarah hingga demikian tragis, bisa disimak di Irak dan Suriah. Sedangkan di Afrika, dan bahkan di Amerika –baik ini di Amerika Latin maupun Amerika Serikat: proses demo­kratisasi juga menyebabkan konflik yang berkepan­jangan, dan memunculkan pergolakan politik yang merusak stabilitas dan ­perdamaian ­nasional dan regional.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.