Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menggapai Kesejukan Beragama (22)

Jangan Ada Yang Membakar Emosi Umat (1)

Jumat, 11 Oktober 2019 08:17 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk menggapai kesejukan beragama, semua pihak sebaiknya menghindari kebiasaan membakar emosi umat.

Hanya karena kepentingan sesaat yang sifatnya subyektif, emosi keagamaan umat dibakar.

Emosi keagamaan jauh lebih sensitif dibanding emosi primordial, semisal kesukuan dan kekeluargaan.

Baca juga : Mencontoh Kenegarawanan Nabi (2)

Motivasi agama bisa menjadi pemicu andrenalin paling dahsyat. Gugur karena membela etnik dan keluarga tidak ada jaminan syurga.

Akan tetapi gugur karena membela panji-panji agama, ada jaminan masuk ke dalam syurga. Untuk pembelaan agama berlaku sebuah motto: ‘isy kariman au mut syahidan (hidup mulia atau mati syahid).

Tidak heran jika ada perang membela jalan Tuhan selalu ramai dan bahkan dicari.

Baca juga : Mencontoh Kenegarawanan Nabi (1)

Dalam lintasan sejarah perang agama, seringkali orang-orang yang tampil paling depan ialah mereka yang bukan praktisi agama, tetapi pemeluk agama yang berlumuran dosa.

Mereka berharap menjadi syuhada, mati di dalam membela agama Tuhan bisa melewati pintu pemeriksaan (hisab), langsung masuk ke dalam syurga, dan janji-janji lainnya.

Cukuplah para teroris yang sering membakar emosi umat. Mereka itu tidak semuanya ahli ibadah yang tekun menjalankan amalan wajib dan sunnat, tetapi sebagian di antaranya terbebani dengan dosa besar masa lampau, sehingga mereka ingin menebusnya dengan mati syahid.

Baca juga : Harmonisasi Ulama dan Umara (2)

Salahnya ialah mereka menilai mati dengan meledakkan diri bersama bom yang ditujukan kepada sekutu-sekutu kaum kafir dianggap pula mati syahid.

Padahal boleh jadi mereka hanya mati konyol bukan mati syahid. Kategori syahid kriterianya sangat panjang.

Yang pasti tidak boleh nekat melibatkan diri di dalam suatu peran yang mengancam jiwa, seperti meledakkan diri dengan bom untuk membunuh musuh, termasuk orang-orang yang tak berdosa. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.