Dark/Light Mode
- Kata Lionel Messi Usai Argentina Keok Di Laga Perdana Olimpiade
- Argentina Vs Irak, Tim Tango Dilarang Mengeluh
- Ini Penjelasan RSCM Soal 60 Anak Yang Jalani Cuci Darah
- Gempa Terkini M 3,9 Guncang Kuningan, Getaran Terasa Hingga Ciamis dan Banjar
- KCIC Tambah Jumlah Perjalanan Whoosh Jadi 62 Per Hari Tahun Depan
Teologi Lingkungan Hidup (112)
Resakralisasi Alam Semesta: Memperbaharui Sistem Teologi (2)
![Nasaruddin Umar Nasaruddin Umar](https://rm.id/images/penulis/Nasaruddin-Umar.jpg)
Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Kalangan teolog dan pemikir Barat juga tadinya masih sama dengan pendapat teolog Timur seperti China, India, dan Timur-Tengah, yang menganggap alam semesta memiliki kekuatan sakral.
Pluralitas alam semesta pun masih dianggap memiliki hubungan sakral satu sama lain, meskipun bentuk dan sifatnya berbeda-beda. Kita masih mengingat seorang teolog Barat yaitu Thomas Aquinas (1225-1274), yang terkenal dengan karyanya “Summa Theologiae”, menyatakan Tuhan tidak terikat dengan surga supernatural, melainkan “hadir di mana-mana di dalam segala sesuatu”.
Menurutnya, Tuhan bukan suatu wujud melainkan lebih merupakan wujud itu sendiri (esseseipsum). Esensi Tuhan berada di jantung segala yang ada. Tuhan adalah semua yang ada, sehingga semua yang ada. Di mana ada sesuatu di situ pun Tuhan itu ada.
Baca juga : Resakralisasi Alam Semesta: Memperbaharui Sistem Teologi (1)
Menurut Thomas Aquinas, Tuhan menyatakan diri-Nya melalui alam, sehingga mempelajari alam berarti mempelajari Tuhan. Tujuan akhir dari teologi adalah menggunakan akal budi untuk memahami kebenaran tentang Tuhan dan mengalami keselamatan melalui kebenaran tersebut.
Pemikiran utamanya adalah “gratia non tollit naturam, sed perficit” (‘kasih karunia tidak merusak alam, tetapi menyempurnakannya’).
Ia memadukan filsafat Yunani dan doktrin Kristen yang menyatakan bahwa pemikiran rasional dan studi tentang alam, seperti halnya pewahyuan, merupakan cara-cara yang valid untuk memahami kebenaran yang berkaitan dengan Tuhan.
Baca juga : Resakralisasi Alam Semesta: Dampak Desakralisasi Alam Semesta (2)
Jadi pandangan keagamaan tidak bertentangan dengan pandangan rasional keilmuan.
Thomas percaya bahwa kebenaran dapat diketahui melalui akal budi, rasionalitas (wahyu alamiah) dan iman (wahyu adikodrati). Wahyu adikodrati berasal dari inspirasi Roh Kudus dan tersedia melalui pengajaran para nabi, yang dirangkum dalam Kitab Suci, dan diteruskan oleh Magisterium, yang hasilnya disebut “Tradisi”.
Wahyu alamiah adalah kebenaran yang tersedia bagi semua orang melalui kodrat manusiawi dan kekuatan akal budi mereka. Sebagai contoh, ia merasa bahwa hal ini berlaku untuk cara-cara rasional untuk mengetahui keberadaan Tuhan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.