Dark/Light Mode
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Teologi Lingkungan Hidup (113)
Resakralisasi Alam Semesta: Awal Desakralisasi Alam Semesta (1)
RM.id Rakyat Merdeka - Setelah Thomas Aquinas, dalam abad ke-14 muncullah kelompok pemikir muda yang umumnya dari kalangan mahasiswa di beberapa universitas terkemuka di Eropa seperti Universitas Sorbonne (sekarang Universitas Paris), Universitas Oxford, dan Universitas Bologna yang belajar logika, matematika, dan sais Aristotelian sebelum belajar dan memahami teologi. Mereka lalu mengkaji teologi dengan latar belakang pemahaman ilmu-ilmu empiris dan eksakta. Mereka mulai mengkaji teologi dengan menggunakan bahasa sains. Di antara pentolan itu ialah John Duns Scotus (1265-1308). Ia berpendapat bahwa Tuhan itu sebuah dimensi lain, meskipun dimensi itu dianggapnya lebih tinggi. Akan tetapi pada saat itu alam semesta mulai tidak disangkut pautkan dengan Tuhan. Abad berikutnya muncul filsufInggeris, Francis Bacon (1561-1626) yang mulai mengembangkan filsafat rasional-empiris. Ia berpendapat manusia memiliki kemampuan untuk menemukan hukum-hukum kekuatan yang mampu mengelola dan mengeksploitasi alam untuk kepentingan manusia. Bagi Bacon kekuatan itu adalah ilmu pengetahuan. Dengan ilmu manusia bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari alam.
Baca juga : Resakralisasi Alam Semesta: Memperbaharui Sistem Teologi (2)
Francis Bacon masih mengenal dan masih sering menyebut Tuhan, akan tetapi pemahamannya sudah lebih jauh melampaui zamannya. Ia bahkan menafsirkan bahwa perintah Tuhan kepada Adam untuk “memenuhi dan menaklukkan alam” sebagaimana disebutkan dalam Kitab Kejadian, terhenti akibat pelanggaran Adam di surga yang menyebabkannya jatuh dan terhentinya semua program itu. Menurut Bacon, kini sudah waktunya untuk bangkit dan meninggalkan kebiasaan lama yang tidak percaya diri dan serba tunduk, termasuk menghomati dan memuja alam yang dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan Tuhan. Baginya alam bukanlah teofani, yang merupakan penyingkapan Tuhan, melainkan alam adalah komunitas yang harus dieksploitasi. Semenjak ini dunia Keristen Barat pun mulai terpengaruh. Mereka mulai memandang teologi dan sains sebagai bidang yang terpisah. Teologi mempelajari Tuhan dan sains menjelajahi hukum alam yang mengatur bumi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.