Dark/Light Mode
Menggapai Kesejukan Beragama (35)
Mengukur Dosis Deradikalisasi (1)
RM.id Rakyat Merdeka - Tidak teringkari bahwa angka pertumbuhan kelompok keagamaan garis keras di dalam masyarakat semakin berkembang. Hal ini memang bisa menjadi sebuah masalah tersendiri bagi bangsa Indonesia di masa depan.
Mungkin karena itu, Presiden Joko Widodo-K.H.Ma’ruf Amin menyusun kabinet dengan memperhitungkan hal ini. Tidak heran jika sejumlah pengamat menyebut sebagai Kabinet Deradikalisasi (KD). Banyak indiktor yang dijadikan alasan para pengamat untuk menyebut KD.
Di antaranya tampilnya sejumlah Jenderal yang sangat concern terhadap kelompok radikal terlibat dalam Kabinet Indonesia Maju, misalnya Prabowo Subianto, Luhut Binsar Panjaitan, Fachrul Razi, Tito Karnavian, Budi Gunawan, dan Moeldoko.
Baca juga : Mengelola Bahasa Agama (2)
Kabinet ini juga katanya tidak diisi oleh orang-orang yang bisa menjadi representasi kaum mainstream praktisi muslim.
Umumnya mereka dari kalangan partai dan profesional dari bidangnya masing-masing. Bahkan Menteri Agamanya dipimpin seorang Jenderal yang selama ini tidak dikenal luas oleh umat.
Komposisi seperti ini dibaca oleh kalangan pengamat sebagai deislamizing cabinet. Ketakterwakilan kelompok struktural NU di saat baru saja UU Pondok Pesantren disahkan menimbulkan keresahan tersendiri di kalangan Nahdliyin, kelompok Ormas Islam terbesar di Indonesia yang selama ini memberikan dukungan terbuka terhadap pasangan Capres Jokow-Ma'ruf Amin.
Baca juga : Mengelola Bahasa Agama (1)
Apa jadinya UU itu jika tidak didukung oleh struktur dan personalia yang mengerti sosiologi pesantren?
Penulis yakin meskipun Pak Fachrul Razi bukan dari kalangan NU tetapi pengalamannya yang panjang semasa bertugas di militer menjadi modal untuk segera mengadaptasikan diri dengan keresahan yang dialami kelompok nahdliyin. Apalagi ia didampingi Pak Zainut Tauhid, seorang warga nahdliyin yang juga aktif di PPP.
Mungkin memang kita tidak perlu khawatir berlebihan, karena biasanya Pak Jokowi mempunyai feeling politik yang tajam untuk melakukan berbagai pendekatan manakala ada sesuatu yang crusial di dalam masyarakat. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.