Dark/Light Mode

Living Qur`an

Membaca Ulang Al-Qur`an

Senin, 29 April 2024 05:20 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Umat Islam tidak boleh terjebak di dalam pemahaman makna tunggal ayat-ayat Al-Qur’an. Kita seharusnya memahami Al-Qur’an di dalam berbagai perspektif. Bisa dibaca dalam perspektif inderawi, yaitu membaca dengan hanya melibatkan mata, membaca huruf demi huruf Al-Qur’an. Orang-orang pun sekarang bisa menikmati bacaan Al-Qur’an dengan hadirnya teknologi recorder suara-suara pembaca (Qari’) dari berbagai jenis bacaan (qiraah).

Walaupun pembacaan Al-Qur’an secara inderawi adalah lebih pasif, tetapi orang-orang bisa merasakan getaran vibrasi kesucian bahasa Al-Qur’an dengan membaca atau mendengarnya, betapapun ia tidak memahami artinya.

Baca juga : Mengenal “Al-Qur’an Takwini”

Al-Qur’an juga bisa dibaca dalam perspektif rasional-akademik, yaitu membaca dengan kritis, apa, bagaimana, di mana, untuk apa, dan kepada siapa, serta konteks ayat-ayat itu diturunkan. Sang pembaca kritis tidak akan lewatkan setiap ayat tanpa memahami makna filosofis dan logika yang terkadung di dalam ayat-ayat yang dibaca. Dari sini, asal-usul kitab tafsir terwujud, yaitu mengabadikan pengalaman intelektual seseorang setelah membaca satu atau sekelompok ayat.

Al-Qur’an juga dapat dibaca dalam perspektif emotional feeling, yaitu membaca dengan melibatkan emosi pembacanya ketika membaca ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur’an. Ia terkadang meneteskan air mata ketika membaca sejumlah ayat yang mengisahkan pengalaman pahit yang harus ditempuh Nabi ketika menjalankan misinya. Ia juga tersugesti atau termotivasi ketika membaca ayat-ayat jihad, dimana ada kelompok yang tega menghianati sebuah keluhuran niat seseorang hamba Tuhan.

Baca juga : Iktibar Dari Luqmanul Hakim

Al-Qur’an juga bisa dibaca dalam perspektif spiritual feeling, yaitu dengan menggunakan “mata Tuhan” di dalam membaca ayat atau mendengarkan dengan menggunakan “telinga Tuhan” di dalam mendengarkan bacaan Al-Qur’an.

Yang terakhir ini ialah bacaan paling tinggi nilainya karena sipembacanya mampu memahami seperti apa sesungguhnya yang dimaksud Tuhan dalam setiap bacaan Al-Qur’an itu. Bukan hanya melibatkan indera, otak atau pikiran, dan perasaannya ketika membaca Al-Qur’an, tetapi ia sudah mampu menghayati lebih mendalam makna sesungguhnya ayat demi ayat di dalam Al-Qur’an.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.