Dark/Light Mode

Filosofi Halal bi Halal (2)

Asal-Usul Halal bi Halal

Senin, 22 April 2024 05:46 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Tradisi Halal bi Halal ber­mula pada saat proklamasi kemerdekaan RI. Bermula ke­tika anak-anak muda masjid kauman Jogyakarta kebingungan mencari tema silaturrahim. Mereka mencari tema khusus karena terjadi dua peristiwa istimewa.

Satu sisi perayaan Idul Fitri sebagai wujud ke­merdekaan spiritual dan diyakini Tuhan sudah mengampuni dosa-dosa hambanya setelah mereka melakukan berbagai amaliah Ramadhan. Pada sisi lain, baru saja dilakukan Proklamasi Kemerdekaan RI, yakni hari Jum’at tanggal 9 Ramadhan, bertepatan tgl 17 Agustus 1945.

Baca juga : Makna Halal bi Halal

Bagaimana supaya kedua peristiwa ini terangkum men­jadi satu, maka diadakanlah sayembara kecil-kecilan untuk menemukan tema yang akan di­tulis di dalam spanduk mereka.

Di antara kreasi intelektual yang muncul saat itu ialah sa­lahseorang seniman Kauman yang mengusung tema Halal bi Halal yang intinya saling memaafkan, saling merelakan, saling menghalalkan, dan saling memaafkan.

Baca juga : Berlomba Dalam Kebaikan

Pada zaman perjuangan ada warga yang pernah dikucil­kan masyarakat karena terlibat mata-mata Belanda atau penghi­anat bangsa, diserukan untuk di­maafkan. Momentum Idul Fitri digunakan untuk menggalang persatuan dan kesatuan dalam mengisi kemerdekaan.

Sejak itu, Halal bi Halal dilakukan di Ja­karta yang pada mulanya berisi pesan kuat integrasi nasional. Jangan lagi ada dendam antara satu sama lain. Lapangkan dada dan hilangkan warna-warni lokal di hadapan kebesaran Allah SWT. Yang harus segera dilakukan meraih cita-cita luhur para pendiri bangsa.

Baca juga : Berkepribadian Optimis

Halal bi Halal juga bisa dimaknai sebagai forum si­laturrahim secara masif. Ber­silaturrahim dengan sesama manusia (mikrokosmos) adalah biasa, akan tetapi bersilatur­rahim dengan alam raya (mak­rokosmos) sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, terasa masih langka dan belum terlem­bagakan.

Padahal, Rasulullah telah mencontohkan silatur­rahim dan menjalin hubungan keakraban dengan lingkungan sekitarnya, seperti lingkung­an alam misalnya tanah, air, dan langit, lingkungan hidup seperti fauna dan flora, dan lingkungan makhluk spiritual seperti bangsa jin, malaikat, dan para arwah manusia terdahulu. Inilah kekhususan makna Halal bi halal.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.