Dark/Light Mode

Flu Burung: Kewaspadaan Global Meningkat, Indonesia Harus Siap

Rabu, 12 Juni 2024 20:27 WIB
Prof. Tjandra Yoga
Prof. Tjandra Yoga
Pemerhati Kesehatan

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus flu burung semakin sering dilaporkan. Beberapa hari lalu, WHO melaporkan kematian pertama di dunia akibat virus flu burung H5N2 (kematian akibat jenis flu burung lain sudah banyak dikenal). 

Kemarin, 11 Juni 2024, WHO kembali mempublikasikan Disease Outbreak News mengenai penyakit akibat virus flu burung di India, selain kasus flu burung H5N1 di Australia

Virus flu burung diklasifikasikan berdasarkan dua jenis protein di permukaannya, yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Jadi penamannya akan ada H sekian dan N sekian.

Kasus yang dilaporkan WHO kemarin adalah kasus kedua di India yang terinfeksi virus flu burung H9N2 (kasus pertama pada tahun 2019). Berbeda dengan yang di Meksiko dan Australia. Kendati kasus Australia itu dikabarkan baru bepergian ke India juga.

Baca juga : AQUA Inisiasi Gerakan Bersih-bersih GBK Usai Timnas Indonesia Hajar Filipina 2-0

Kasus H9N2 di India ini terdeteksi dan dilaporkan oleh "International Health Regulations (IHR) National Focal Point (NFP)" Kementerian Kesehatan India ke WHO. 

Menurut aturan internasional, kasus manusia yang tertular virus flu burung berpotensi menimbulkan dampak besar bagi kesehatan masyarakat dan harus dilaporkan ke WHO. Seperti dilakukan pemerintah India, demikian juga Meksiko dan Australia beberapa waktu yang lalu. 

Kasus H9N2 di India kali ini terjadi pada seorang anak berusia 4 tahun dari daerah West Bengal. Pasien awalnya didiagnosis dengan "hyperreactive airway disease", lalu "post-infectious bronchiolitis", dan baru belakangan terdiagnosis sebagai flu burung. 

Ini menunjukkan bahwa petugas kesehatan perlu ekstra waspada dalam membuat diagnosis yang tepat. Keadaan pasien sempat memburuk, mengalami gagal napas berat berulang, dirawat di ICU anak, dan akhirnya berhasil sembuh dan pulang dari rumah sakit. 

Baca juga : Gus Halim Ingin Realisasikan Pembentukan Bank Desa Di Setiap Desa

Anamnesis mendalam mengungkapkan bahwa pasien memiliki kontak dengan unggas di rumah dan sekitarnya, menunjukkan pentingnya menanyakan riwayat kontak dengan unggas jika ada kasus demam dan gangguan saluran napas.

Kejadian di India, Australia, dan Meksiko (mungkin juga di negara lain) perlu membuat kita waspada. Surveilans ketat di seluruh penjuru negeri perlu terus dilaksanakan dengan pendekatan One Health, yang melibatkan kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan. 

Hanya dengan pencegahan yang baik, deteksi cepat, dan respons segera, flu burung dapat dikendalikan di dunia, termasuk di negara kita.

 

Baca juga : Menperin Rayu Pengusaha Turki Investasi Di Indonesia

Penulis adalah Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.