Dark/Light Mode
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
RM.id Rakyat Merdeka - Berhati-hatilah dengan “alghuluw” (berlebihan). Karena berlebihan itu membawa kepada kehancuran”.
Dalam dunia yang tidak normal, banyak penyakit yang bergentayangan mengancam eksistensi ketenangan hidup manusia. Salah satunya adalah kecenderungan berlebihan dalam pikir, kata dan sikap.
Baca juga : Kenapa Tak Ada Christian Atau White Terrorist
Berlebihan mungkin masih memiliki nuansa positif. Belajar berlebihan bisa positif misalnya. Tapi berlebihan tanpa kontrol, itulah yang berbahaya. Bahkan dalam bahasa Rasul, “mengakibatkan kehancuran” (tahlukah).
Dalam bahasa modern atau bahasa trennya, berlebihan ini biasa dikenal dengan “ekstremisme” atau “radikalisme”. Maka kata “ghuluw” itu berarti ekstremisme dan radikalisme. Lawan kata “ghuluw” itu adalah “tawasshut” atau “wasathiyah”.
Baca juga : Menggelikan, Masjid Dicap Radikal Karena Paham Tak Sama
Artinya, “pertengahan”. Kata tren pertengahan ini adalah “moderasi”. Ekstremisme menggambarkan ketidak-imbangan. Atau lebih dalam lagi, ketidakadilan alias “kezhaliman”. Sementara moderasi menggambarkan keseimbangan dan keadilan.
Ekstremisme atau radikalisme adalah sikap yang kerap terbangun di atas “irasionalitas”. Pada ghalibnya terbangun di atas emosi labil. Sehingga pelakunya juga tidak memiliki pertimbangan rasional dalam kata dan sikapnya. Biasanya hanyut dalam emosi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.