Dark/Light Mode

Tentang Terminologi (2)

Dari Negeri Perang Ke Negeri Dakwah

Senin, 28 Januari 2019 06:38 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada beberapa istilah yang perlu dilihat kembali, apakah kiranya masih sesuai untuk dipergunakan? Atau seharusnya sudah masanya digantikan dengan terminologi lain? Di antara kata itu adalah kata “peperangan” ideologi dan darul “harbi”.

Pertama, Darul harbi. Darul harbi diambil dari sebuah situasi untuk membedakan, mana negara-negara yang berdamai dengan negara Islam. Dan mana yang sedang memerangi dunia Islam.

Baca juga : Seolah Cuma Islam Yang Berasal Dari Timur Tengah

Jelas bahwa terminologi ini timbul karena adanya keterlibatan peperangan. Sebuah negara dilabeli dengan “alharb” atau perang, karena memang memerangi negara Islam. Lawan kata “Darulharb” adalah “Darussalaam” atau negara damai.

Artinya, negara yang tidak dalam situasi perang dengan negara Islam. Masalahnya di kemudian hari adalah, pelabelan ini berubah konotasi atau makna. Kalau dulu perang dan damai menjadi kriteria pelabelan. Kini pelabelan itu bukan lagi pada “perangnya. Melainkan Islam vs non Islam.

Baca juga : Jangan Khianati Nilai Kemanusiaan, Agama & Konstitusi

Akibatnya Darussalam berarti negara Islam. Sementara Darul harbi berarti negara non Islam. Akibat yang kemudian timbul adalah, seolah semua negara non Muslim itu masuk dalam kategori “negara perang”.

Maknanya, negara non Muslim itu sedang dalam situasi memerangi negara Islam. Dilemanya, sebuah kata dapat mempengaruhi perilaku manusia. Maka negara non Muslim yang dilabel negara perang boleh jadi melahirkan berbagai kecurigaan, kekhawatiran.

Baca juga : Diperlukan Segera, Tim Pencari Fakta

Bahkan kebencian. Kedua, peperangan ideologi. Pengistilahan ini dengan sendirinya melahirkan konotasi negatif. Kata perang sudah pasti melahirkan sikap yang kurang positif kepada orang lain. Bahkan boleh jadi melahirkan “kekhawatiran” dan “ketakutan” (phobia).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.