Dark/Light Mode

Muslim Uighur, Antara Tragedi Kemanusiaan Dan Separatisme (2)

Diperlukan Segera, Tim Pencari Fakta

Jumat, 25 Januari 2019 07:45 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Informasi kedua yang berkembang adalah, bahwa kekerasan yang terjadi di Provinsi Xingjian ini tidak lain sebagai respon Pemerintah China terhadap upaya kaum Uighur untuk memisahkan diri dari negara kesatuan China.

Sehingga dengan sendirinya dipahami, bahwa tindakan kekerasan pemerintan China itu masih dalam rangkaian hak negara untuk menjaga kedaulatannya. Pihak luar lalu dianggap tidak punya hak melakukan intervensi apapun.

Baca juga : Beragam Isu Seram Pelanggaran HAM

Lebih jauh, informasi kedua ini juga menyampaikan kepada kita bahwa komunitas Muslim Uighur dan Muslim lainnya di Provinsi Xingjian aman-aman saja. Mereka bahkan diberi kebebasan penuh menjalankan agama dan keyakinan mereka.

Sekali lagi, kalaupun terjadi kasus-kasus kekerasan, itu karena Pemerintah China harus merespon upaya kaum Uighur untuk memisahkan diri dari negara kesatuan China. Artinya, aksi Pemerintah Komunis China yang dianggap melanggar HAM itu, dapat dipahami sebagai hak negara atau pemerintah untuk mempertahankan keutuhan negaranya.

Baca juga : Pentingnya Rasa Keadilan

Selain isu separatisme, juga ada informasi yang berkembang bahwa tindakan Pemerintan China itu sebagai respon atas Muslim Uighur yang dianggap terpengaruh oleh radikalisme luar. Bahkan kaum Uighur dituduh menjadi bagian kelompok ISIS Timur Tengah. Melihat realita kesimpang-siuran informasi itu, tentu diperlukan sikap bijak dan hati-hati dalam bersikap.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :