Dark/Light Mode

Pandangan Paradoks Dan Perilaku Kemunafikan (2)

Kenapa Tak Ada Christian Atau White Terrorist

Jumat, 8 Februari 2019 06:13 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Di sinilah kemudian nampak perilaku paradoks itu. Kalau misalnya jika memang masjid-masjid itu kerap ditempati oleh para penceramah yang dianggap keras.

Entah apa definisi ceramah keras itu. Sebab definisinya juga kadang tidak jelas. Tergantung siapa dan kepentingan apa yang bersembunyi di balik pelabelan itu. Atau anggaplah masjid-masjid itu memang ditempati ceramah oleh sebagian penceramah yang memiliki pandangan berbeda.

Baca juga : Menggelikan, Masjid Dicap Radikal Karena Paham Tak Sama

Bahkan berseberangan dengan pihak yang melakukan (so called) penelitian. Misalnya seorang penceramah mengharamkan umat Islam memilih non Muslim untuk sebuah posisi politik.

Apakah hal itu radikal? Manakah yang lebih radikal mengolok-ngolok figur agama yang dihormati, bahkan disucikan, atau menyampaikan pandangan politik berdasarkan penafsiran tele agama yang diyakini masing-masing?

Baca juga : Membantah Huntington

Saya melihatnya di sinilah penelanjangan “kemunafikan” (hypocrisy) itu menjadi semakin nyata. Bahwa pelabelan-pelabelan yang ada kerap terbangun di atas kepentingan-kepentingan sempit dan sesaat.

Bagi kami di dunia Barat, perilaku ketidakjujuran seperti ini bukan barang baru. Ketika ada pelaku kekerasan yang kebetulan beragama Islam, maka serta merta dilabeli “terror”. Biasanya dinamai Muslim terrorist atau Islamic terrorist.

Baca juga : Hidup Rukun Atau Saling Benci

Belakangan ketika terjadi berbagai kekerasan, bahkan pembunuhan yang dilakukan oleh warga Kristen Putih Amerika, kata teroris itu tidak pernah terhubungkan dengan afiliasinya. Apakah itu afiliasi agama ataupun afiliasi ras.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.