Dark/Light Mode

Sogokan Spiritual (2)

Senin, 29 Juni 2020 08:53 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Ia mengatakan, kali ini anda tidak akan saya loloskan lagi. Anda harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. Di depan Rasulullah SAW yang juga merangkap sebagai hakim saat itu.

Si pencuri tidak mau kehilangan akal. Ia berusaha menyentuh emosi spiritual Abu Hurairah dengan memohon maaf akan segala perbuatannya. Si pencuri pun rela diadukan ke pengadilan. Si pencuri mengatakan, sebelum engkau menyerahkan aku ke pengadilan, izinkan saya memohon maaf dan berterima kasih kepada Abu Hurairah karena sudah dua hari berturut-turut memaafkan dan melepaskannya.

Ia menawarkan kepada Abu Hurairah: “Maukah aku ajarkan sebuah ilmu yang jika engkau mengamalkannya pasti engkau tidak akan diganggu syetan atau Iblis, bahkan kalau engkau membacanya mereka akan lari terbirit-birit ketakutan sampai ke ujung langit”.

Baca juga : Sogokan Spiritual (1)

Abu Hurairah penasaran dan minta diajarkan ilmu tersebut. Lalu si pencuri ini mengajarkan: “Bacalah ayat kursi (sambil melafazkan dengan fasih ayat kursi itu sampai terakhir), niscaya setan dan iblis itu akan lari menjauh darimu”.

Abu Hurairah berfikir, ini bukan fikasi ayat kursi. maling sembarangan. Ilmu yang diajarkannya masuk akal, karena Nabi memang pernah menjelaskan kalau ayat kursi mempunyai beberapa keistimewaan.

Atas kebaikannya, maka Abu Hurairah melepaskan maling itu. Menjelang shalat subuh, Rasulullah SAW kembali menanyakan perihal maling itu. Dijawab oleh Abu Hurairah, betul ya Rasulullah, semalam datang lagi dan saya lepas karena ternyata bukan maling biasa. Dia mengajari aku ilmu yang baru bagiku tentang ayat kursi.

Baca juga : Memahami Bahasa Agama (1)

Nabi akhirnya menjelaskan bahwa yang menyamar jadi maling itu ialah Iblis. Ia bisa memperdayai orang dengan berbagai cara, termasuk gratifikasi ayat kursi.

Riwayat ini memberikan beberapa pelajaran kepada kita bahwa jika hati dan pikiran seserang bersih seperti hati dan pikiran Nabi, maka ia bisa menyaksikan pemandangan sesuatu yang belum terjadi. Semua yang akan terjadi di dunia ini sudah terekam dengan baik di dalam kitab Lauh Mahfudh. Kedua, Iblis bisa menyamar sebagai ulama yang arif untuk meyakinkan kepada sasarannya.

Ketiga, Jam terbang sebagai pemegang amanah penting perlu dijadikan pertimbangan. Abu Hurairah melepaskan maling (Iblis) karena minimnya pengalaman mengenail Iblis. Keempaat, meskipun Abu Hurairah pemegang kunci Gudang Baitul Mal tetapi tidak berkompeten membagikan isi Baitul mal. Ini mengisyaratkan kehebatan manajemen Rasulullah di dalam mengamankan Baitul Mal.

Baca juga : Menyikapi Era Multiple Shock (2)

Kelima, tertib administrasi dan amanah yang dipegang Abi Hurairah betul-betul sangat Tangguh. Bisa saja memberikan sesuatu kepada maling tadi tetapi ditolak karena di luar kewenangan yang diberikan kepadanya.

Keenam, Gratifikasi spiritual bisa saja terjadi di dalam berbagai bentuk. Jika orang tidak memiliki iman yang Tangguh, mungkin bisa lolos dari ujian korupsi atau grtifikasi seksual tetapi belum tentu bisa lolos dari gratifikasi spiritual. Tidak sedikit orang melakukan penyimpangan karena mendapatkan tekanan psikologis-spiritual dari ilmuan agama. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.