Dark/Light Mode

Kearifan Lokal Nusantara: Bugis-Makassar (1)

Selasa, 30 Juni 2020 08:46 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada penutupan kuliah semester ganjil tahun 1995 di University of Paris IV (dulu Sorbonne University), Prof. Denys Lombard, salah seorang ahli Indonesian studies di universitas ini mengajak penulis untuk lunch di salah satu restoran Italy tidak jauh dari kampus.

Mungkin karena ia tahu saya sebagai orang Bugis maka tema cerita di meja makan ialah kehebatan orang-orang Bugis - Makassar di masa lampau.

Di antara ceritanya, ia menyebut ada unsur darah Bugis-Makassar di dalam silsilah kerajaan Perancis.

Baca juga : Sogokan Spiritual (2)

Ceritanya ini juga dapat dilihat dalam buku monumentalnya: Le Carrefour Javanais II, terbitan Editions de l’Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, Paris, tahun 1990.

Awalnya ketika terjadi pemberontakan di Siam, Ayuthia dalam tahun 1686 yang bertujuan untuk menjatuhkan Raja Narai. Pemberontakan itu di dukung oleh orang-orang Bugis-Makassar.

Pemberontakan ini memang tidak berhasil karena secara kebetulan serdadu-serdadu Perancis berada di kota ini.

Baca juga : Sogokan Spiritual (1)

Serdadu Perancis menyelamatkan dua pengeran muda yang orang tuanya telah terbunuh dalam pemberontakan tersebut. Kedua pangeran ini, menurut Andi Zainal Abidin, ialah kemanakan Sultan Hasnuddin, yakni putra dari saudaranya bernama Daeng Mangalle, yang semula menyingkir ke Jawa tahun 1664 kemudian menetap di Ayuthia, Siam.

Dengan ditemani hanya 60 keluarga, ia mampu melawan Raja Siam yang berkekuatan 10.000 ditambah 40 serdadu Eropa. Sekitar 1000 tentara Siam dan 17 perwira Eropa dibunuh.

Memang semuanya juga dimusnahkan termasuk Daeng Mangalle, tetapi kedua putranya yaitu Daeng Ruru (14 tahun) dan adiknya Daeng Tulolo (12 tahun) dibawa ke Paris dan di sana dinobatkan sebagai anak angkat Raja Louis XVI dan memperoleh pendidikan di bawah pembinaan Pastor de La Chaise dengan harapan keduanya bisa memperoleh kedudukan terhormat mengingat bakat dan kecerdasan yang luar biasa yang dimiliki kedua pangeran tersebut.

Baca juga : Memahami Bahasa Agama (1)

Setelah beranjak menjadi dewasa, Daeng Ruru’ yang bergelar ”Louis Dauphin de Macassart” diangkat menjadi Kapten Angkatan Laut Perancis pada Tgl 1 Januari 1692 dalam usia 20 tahun dan wafat dalam usia 36 tahun di Havana Cuba dalam ketika Pasukan Inggris menyerang Cuba. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.