Dark/Light Mode

Tren Jenggot dan Kaktus

Senin, 21 September 2020 06:11 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kejenuhan yang berkepanjangan kalau tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan stres selama pandemi. Memelihara jenggot jadi pilihan bagi kaum laki-laki untuk mengusir kejenuhan tersebut. Begitu pula kaum wanita memilih menyibukkan diri dengan menanam tumbuh-tumbuhan jenis kaktus. Dengan bertanam kaktus membuktikan bahwa masih ada kehidupan dan harapan. Di sisi lain jenggot yang lebat membuat seseorang kelihatan lebih maco. Tengok jenggotnya Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi idaman kaum ibu-ibu. Saya beberapa kali nge-gym bareng Mas AHY sebelum pandemi. Waktu itu Mas AHY masih plontos tidak berjenggot. Tetapi selama pandemi Mas AHY membiarkan jenggotnya tumbuh lebat.

“Mungkin tidak ada waktu untuk cukur, Mo. Mau ke tukang cukur takut tertular Covid,” celetuk Petruk, cengengesan. Romo Semar kurang semangat untuk urusan jenggot dan kaktus. Semar justru khawatir dengan ancaman resesi ekonomi sudah di depan mata. Bila sampai akhir bulan ini pertumbuhan ekonomi masih negatif maka ekonomi kita resmi masuk resesi. Belum lagi rencana pilkada serentak bulan Desember mendatang. Selain berpotensi melahirkan klaster-klaster baru dapat mengancam penyelenggara maupun calon kepala daerah. Kepulan asap rokok tingwe mengingatkan jenggot milik Pandito Durno yang mampu menyelamatkan krisis politik Wiratha.

Baca juga : Bohong Demi Pandemi

Kocap kacarito, Pandawa harus menjalani hukuman hidup di tengah hutan selama dua belas tahun setelah kalah main dadu dengan Kurawa. Hukuman ditambah setahun menjalani hidup sebagai sudra. Kalau dalam penyamaran setahun ketahuan para Kurawa. Maka hukuman hidup di hutan selama dua belas tahun harus diulang lagi. 

Duryudono pusing tujuh keliling karena hampir setahun belum tahu di mana keberadaan para satria Pandawa. Telik sandi sudah disebar ke berbagai kerajaan untuk mencari Pandawa. Tapi semuanya nihil tidak berhasil menemukan Pandawa. Duryudono khawatir dengan kembalinya Pandawa. Bukan saja kerajaan Amarta harus dikembalikan ke Pandawa. Separuh kerajaan Hastinapun harus diserahkan sesuai perjanjian.

Baca juga : Putra Minang `Good Looking`

Pandito Durno dan Resi Bisma diutus mencari keberadaan Pandawa di Kerajaan Wiratha. Menurut perhitungan Duryudono, Wiratha merupakan kerajaan kakek buyut satria Pandawa. Kemungkinan besar Pandawa sengaja bersembunyi di Wiratha. Pandito Durna dan Bisma dengan pasukan lengkap menyerbu kerajaan Wiratha tanpa mengirim surat tantangan sebelumnya.

Durna dan Bisma sejatinya tidak begitu setuju dengan perilaku Duryudono yang ingin menyingkirkan Pandawa. Bagi Durna, para Pandawa adalah murid-muridnya juga yang harus dilindungi masa depannya. Selama setahun menunggu ketidakpastian keberadaan Pandawa, Pandito Durna membiarkan jenggotnya tidak terawat. Sehingga penampilan Durna dengan jenggot yang lebat menambah wibawa.

Baca juga : What`s Up Ahok?

Pasukan Kurawa yang dipimpin Durna berhasil memukul mundur pasukan Wiratha di perbatasan utara kerajaan. Dalam keadaan krisis muncul Wrahatnala dengan senjata panah menyerang balik Kurawa. Pasukan Kurawa kocar kacir dengan panah yang dilepas Wrahatnala. Pandito Durna terkejut melihat kesaktian memanah Wrahatnala. Kesaktian Wrahatnala hampir mirip dengan Harjuna. Dalam keadaan bingung tersebut, Wrahatnala melepaskan panahnya ditujukan kepada Durna. Akan tetapi anak panahnya tidak mengenai tubuh Durna. Panah tersebut tertancap di jenggot Durna. Pandito Durna seperti mendapatkan kode bahwa yang memanah adalah Harjuna. Mendapat kode dari murid kesayangannya tersebut, Durna segera menarik kembali pasukannya dan kembali ke Hastina. 

Jenggot Durna menyelamatkan Pandawa dari kezaliman Kurawa, Mo,” sela Petruk. Romo Semar tersenyum menanggapi komentar Petruk. “Itu namannya teori liminalitas,” jawab Semar pendek. Liminalitas adalah perubahan penampilan seseorang karena masih adanya harapan. Dalam keadaan pandemi, orang berjenggot karena ingin menunjukkan bahwa dirinya siap berubah dengan tatanan era baru pascapandemi. “Dulu orang berjenggot diduga kelompok radikal. Wanita bercadar termasuk golongan tertentu. Tapi sekarang, banyak orang yang berjenggot dan bercadar,” celetuk Petruk sambil ngloyor. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.