Dark/Light Mode

I Don`t See Red And Blue States

Senin, 9 November 2020 06:25 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Narasi kemenangan Joe Biden sudah diprediksi jauh sebelumnya. Perolehan 74 juta suara berhasil mengantar mantan Wakil Presiden di Era Barack Obama ke White House. Angka tersebut merupakan suara terbanyak yang pernah diberikan dalam sejarah calon Presiden Amerika. Joe Biden memberikan pidato kemenangannya sebagai Presiden ke-46 di kota tempat tinggalnya Wilmington Delaware. Dalam pidato perdananya Biden mengajak semua pihak untuk bersatu kembali. Tidak ada kubu “Red State dan Blue State”. Yang ada United States.

“Kok mirip pilpres kita, Mo. Tidak ada lagi kubu Kampret dan Cebong yang ada Indonesia,” celetuk Petruk serius mengikuti hasil perhitungan suara pilpres negara Paman Sam. Romo Semar sebetulnya kurang semangat mengikuti perkembangan politik Amerika. Semar berharap dengan terpilihnya pemimpin baru Amerika membawa dampak positif bagi republik ini. Seperti isu lingkungan dan perdagangan global serta penanganan Covid-19 menjadi prioritas negara adidaya tersebut. Seperti biasa Romo Semar ditemani kopi pahit dan rebusan pisang. Kepulan asap rokok klobot membawanya ke zaman Ramayana. Sikap keteladanan Kumbakarna dalam menyatukan perpecahan di kerajaan Alengka.

Baca juga : Kiprah Generasi Milenial

Kocap kacarito, Kumbakarna dan Gunawan Wibisana dari awal tidak menyetujui perilaku kakaknya Rahwana menculik Dewi Shinta untuk dijadikan istri. Selain Dewi Shinta sudah diperistri Prabu Rama, perilaku Prabu Rahwana tersebut merusak pagar ayu. Pemali bagi seorang raja besar merebut istri orang. Gunawan Wibisana sebagai anak bungsu Begawan Wisrawa tidak bosan-bosannya menasehati Rahwana. Puncaknya Wibisana ditundung atau diusir Rahwana dari kerajaan Alengka. Gunawan Wibisana dianggap berseberangan dengan kebijakan Prabu Rahwana. Wibisana memilih bergabung dengan Prabu Rama Wijaya pasca diusir dari kerajaan Alengka.

Kumbakarna marah dengan ditundungnya Wibisana oleh Rahwana. Sebagai anak nomor dua, Kumbakarno memiliki hak yang sama dengan Rahwana atas kerajaan Alengka peninggalan orang tuanya yakni Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi. Beberapa nasehat Kumbakarna kepada Rahwana tidak dianggap. Melihat perilaku Rahwana yang keras kepala membuat Kumbakarna pasrah dan memilih bertapa tidur. Kelak konflik penculikan Dewi Shinta menjadi pemicu perang besar antara kerajaan Alengka dengan Poncowati.

Baca juga : Cipta Kerja Dan Lingkungan

Sikap Kumbakarna tegas saat terjadi perang besar antara Poncowati dan Alengka. Lain dengan Gunawan Wibisana memilih bergabung memperkuat pasukan Rama Wijaya. Kumbakarna tetap berada di Alengka dan berjuang melawan pasukan Prabu Rama Wijaya. Kumbakarna berperang membela tanah tumpah darah dari serangan musuh. Walaupun secara politik berseberangan dengan Rahwana. Saat negara diserang musuh menjadi kewajiban setiap warga negara untuk mempertahankan sampai titik darah penghabisan.

“Kumbakarna dikenang sebagai pahlawan, Mo,” celetuk Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. Selain dikenang sebagai pahlawan, Kumbakarna sebagai pemersatu bangsa pasca perang brubuh Alengka. “Setiap pemimpin ada masanya, Tole. Seperti Kumbakarna mampu membawa perubahan besar kerajaan Alengka. Sama halnya dengan Joe Biden mampu menyuarakan kepatutan dalam bernegara dengan tema-tema visioner sebagai seorang pemimpin dunia. Hakikat bernegara adalah tentang narasi besar untuk mengayomi, menyatukan bukan memecah belah demi kepentingan politik jangka pendek.” Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.