Dark/Light Mode

Menelusuri Makna Siyasah

Jumat, 13 November 2020 08:24 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kata siyasah yang sering diartikan dengan politik tidak pernah digunakan di dalam Al-Qur’an. Di dalam hadis pun sejauh penelusuran penulis juga belum pernah digunakan. Apa sesungguhnya makna siyasah? Benarkah kata ini selalu berkonotasi negative sehingga tak pernah dipopulerkan di dalam ajaran dasar Islam?

Kata siyasah, menurut para pakar Bahasa Arab seperti al-Makrizi (wafat 845 H.), berasal dari bahasa Mongol yaitu yasa yang kemudian ditambah imbuhan sin dan menjadilah siyasah. Almakrizi menduga orang yang pertama kali memomulerkan kata al-yasa dalam arti politik ialah Genghis Khan (wafat 18 Agustus 1227) setelah menguasai beberapa negeri Islam seperti dinasti al-Hawarizmi di Turkistan pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Muhammad Khawarizem Syah. Namun, menurut Ibn Mukaffa, kata siyasah sudah dikenal di dalam syair-syair Arab yang digunakan untuk menggambarkan suasana sosial politik di suatu tempat.

Baca juga : Efek Biden Belum Habis, Rupiah Dibuka Makin Perkasa

Pendapat sama dikemukakan alKhansa yang nama aslinya Tadamur binti Amru bin Tsarid Assullamy, seorang sastrawati Arab, dan dianggap sebagai orang pertama menggunakan kata siyasah untuk mengekspresikan kehidupan politik di masanya.

Dalam kamus Bahasa Arab, kata siyasah berasal dari akar kata sasa-yusasu-siyasah berati mengatur, melatih, memimpin atau memerintah. Dari akar kata yang sama membentuk kata sawisa berarti membusuk, rusak, atau rapuh. Hampir semua kata jadian yang bersumber dari akar kata ini berkonotasi negatif. Mungkin karena itu maka kata siyasah tidak pernah digunakan di dalam Al-Qur’an.

Baca juga : Pilpres AS Bikin Rupiah Makin Perkasa

Di dalam hadis Nabi pernah terungkap sebuah kata tasusu berarti memimpin, sebagaimana disebutkan dalam hadis: Dari Furat al-Qazzaz, mengatakan: Aku mendengar Abu Hazim mengatakan: Aku duduk (belajar) lima tahun bersama Abu Hurairah, dan aku mendengarnya bercerita tentang Nabi. Nabi bersabda: Adalah kaum Bani Israil dipimpin/diperintah (tasusu) oleh seorang Nabi. Setiap kali Nabi meninggal maka digantikan Nabi lain, dan tidak ada lagi Nabi setelah aku (Muhammad); dan akan ada pemerintah (khalifah) yang jumlahnya banyak.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.