Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Etika Politik Dalam Al-Qur’an (49)

Pelajaran Diplomasi Publik (15) Mendramatisasi Ketaatan Beragama

Kamis, 21 Maret 2019 10:49 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak cara yang dilakukan orang untuk memperkenalkan dan mengunggurkan diri, tentu untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Namun ada suatu sifat yang kelihatannya baik tetapi dilarang Al-Qur’an dan hadist. 

Sifat itu bukan hanya tidak baik untuk dalam dunia diplomasi publik tetapi di mata Allah SWT dan masyarakat pun tidak terpuji bahkan dilarang. Sifat tersebut ialah mendramatisasi ketaatan dalam berbibadah. 

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (14) Mengekang Syahwat Popularitas

Banyak sekali orang ingin dipuji orang lain dengan cara memperkenalkan diri sebagai ahli ibadah atau selalu menjauhkan diri dari yang dilarang Tuhan atau agama, namun sesungguhnya ungkapan itu dimaksudkan untuk memperkenalkan kekhususan dan keutamaan dirinya. Sifat seperti ini di mata Allah dan Rasulnya tidak baik tentu di mata masyarakat pun sesungguhnya juga tidak baik. 

Suatu ketika Rasulullah didatangi seorang sahabat Nabi dengan mengatakan, Alhamdulillah saya sudah lama tidak lagi makan siang. Rasulullah bertanya kenapa? Maka ia menjawab karena berpuasa sepanjang hari. 

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (13) Menahan Diri Tidak Banyak Bicara

Rasulullah bukannya memberikan apresiasi positif tetapi marah dengan mengatakan, aku Nabi tetapi masih memberi hak terhadap anggota badan untuk makan. Dalam hadist lain Rasulullah meminta sahabat-sahabatnya cukup dengan puasa Dawud atau puasa Senin-Kamis. 

Tidak lama kemudian datang lagi seorang sahabat kepadanya dan menyampaikan kepada Rasulullah bahwa alhamdulillah, sudah lama saya tidak tidur malam. Rasulullah bertanya kenapa? Sahabat itu menjawab, malam-malam aku gunakan shalat sepanjang malam. 

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (10) Berbahasa Diplomasi Santun

Rasulullah menjawab dengan agak kesal dengan mengatakan, saya ini Nabi tetapi tetap memberikan hak-hak badan saya untuk tidur. Sahabat lain datang lagi menyampaikan kepada Rasulullah kalau dirinya sudah tidak pernah lagi berhubungan suami isteri. Rasulullah bertanya kenapa? 

Lalu menjawab habis waktu saya untuk beribadah dan membersihkan diri. Rasulullah menanggapinya dengan agak marah, saya ini nabi tetapi masih tetap memberikan hak-hak kepada isteri-isteri saya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.