Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Plintat-Plintut Tentang Kebijakan Mudik

Sabtu, 27 Maret 2021 08:35 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Tentang sekolah tatap muka tingkat SD hingga SLTA, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, semula beberapa kali menegaskan bahwa boleh tidaknya pendidikan tatap-muka diserahkan kepada orangtua. Jika orangtua berkeberatan, ya tidak apa, anaknya boleh sekolah lewat online.

Tidak lama kemudian, Kemendikbud mengatakan, soal sekolah tatap-muka diserahkan kepada keputusan Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah, khususnya DKI, hingga hari ini, belum memutuskan apakah pada tahun akademik Juli 2021 ini, anak-anak didik kita sudah bisa sekolah tatap-muka, atau tetap lewat daring, atau kombinasi antara tatap-muka dan daring.

Rupanya, begitu susah koordinasi antar-instansi ketika hendak memutuskan satu kebijakan nasional. Plintat-plintut kebijakan publik, rupanya, juga disebabkan pemerintah tidak mau meminta masukan/nasehat dari ahli di bidangnya.

Baca juga : Demi Integritasnya, Jokowi Harus Copot Moeldoko

Soal sekolah tatap-muka, misalnya, pemerintah hanya ulang-ulang mengatakan, kalau jadi dilaksanakan, harus mentaati protokol kesehatan yang ketat. Satu kelas cuma diisi maksimal 50% siswa; tidak boleh ada kegiatan di kantin, bermain-main dan lain sebagainya.

Para pejabat Kemendikbud tidak pernah berpikir apakah anak murid SD bisa menjalankan Prokes yang ketat? Bagaimana pula dengan anak-anak TK yang berusia 4 hingga 6 tahun?

Dua cucu kami sudah daftar ke satu sekolah TK. Kata pimpinan sekolah, kegiatan belajar nanti diadakan selang-seling: antara tatap-muka dan daring.

Baca juga : Siapa Otak Perpres No. 10 Tahun 2021

Bagaimana bisa dijamin bahwa anak-anak berusia 3 hingga 6 tahun mampu melaksanalkan protokol kesehatan yang ketat? Apakah para guru juga bisa menjamin?

Risiko terpapar Covid-19 niscara akan besar! Mohon, para petinggi Kemendikbud “putar otak” lagi secara sungguh-sungguh. Ingat, anak-anak kecil menjadi taruhan atau menanggung risiko yang serius.

Jika kegiatan sekolah tatap-muka untuk siswa SMA atau pendidikan tinggi, pengaturannya tentu lebih mudah; dalam arti mereka lebih paham untuk melaksanakan prokes yang ketat, meski belum jaminan juga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.