Dark/Light Mode

Trend Islam di AS (5)

Fenomena Malcolm X

Sabtu, 13 April 2019 07:50 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Jika kita bicara tentang Islam di AS maka kita tentu tidak sempurna tanpa menyebut figur Malcolm X. Ia juga sering dipanggil dengan beberapa nama lain seperti Al-Hajj Malik Al-Shabazz.

Ia lahir 19 Mei 1925 dan wafat pada tanggal 21 Februari 1965. Meskipun ia hanya berusia relatif pendek (39 tahun) tetapi mampu melahirkan sebuah fenomena khusus bagi umat Islam AS.

Ia seorang muslim yang berasal usul keluarga Afrika (Afro-American) dan amat aktif dalam pergerakan membela Hak Asasi Manusia (HAM).

Baca juga : Kapan Islam Masuk Di AS?

Ia sangat dikenal sebagi pembela HAM karena sekaligus memperjuangkan dua komunitas minoritas di AS, yaitu hak asasi warga kulit hitam dan hak asasi minoritas muslim.

Ia seperti tak kenal rasa gentar dalam menyuarakan HAM di negerinya dan mendapat dukungan luas dari kelompok Black American (BA), walaupun sebagian di antara mereka non muslim. Malcolm X betul-betul pernah menjadi tokoh fenomenal.

Ia bukan hanya berani berhadapan dengan kelompok mayoritas tetapi juga memang ia aktif dalam dunia publik, termasuk aktif dengan dunia film dan seni peradaban AS lainnya. Bagi kelompok BA, Malcolm X betul-betul seorang figur pemersatu dari kelompok minoritas.

Baca juga : Kapan AS Terbentuk

Ia amat leluasa berbicara karena merasa sebagai warga negara pribumi AS. Ia dan keluarganya lahir dan besar di AS.

Sejak kecil Malcolm X menunjukkan bakat dan kecerdasannya. Ia menjadi siswa unggul di sekolahnya namun keluar setelah seorang guru kulit putih mengatakan kepadanya bahwa menjadi pengacara, cita-cita terbesarnya pada saat itu, “bukanlah sebuah tujuan yang realistis untuk seorang negro”.

Hal itu membuat Malcolm merasa bahwa dunia orang kulit putih tidak memberi tempat bagi orang kulit hitam, terlepas dari bakatnya.

Baca juga : Memahami Spirit Hijrah Nabi

Setelah tinggal di berbagai panti asuhan, pada usia 15, ia tinggal dengan kakak tirinya, Ella Little Collins, di Roxbury, Boston, lingkungan yang sebagian besar dihuni orang Afrika-Amerika dari Boston, di mana ia mengerjakan berbagai pekerjaan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.