Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson didesak melakukan reshuffle untuk memperbaiki kinerja pemerintahannya. Selaian tidak capable di bidangnya, beberapa menteri dianggap tidak cakap menghadapi media. Sehingga banyak kebijakan dianggap melenceng. Beberapa kebijakan yang perlu diperbaiki mulai dari sistem peradilan, lingkungan hidup, dan masalah vaksin. Seandainya Boris Johnson tidak segera melakukan reshuffle, maka dirinya dianggap tidak mendengar keluhan rakyatnya. Seperti dilansir harian The Financial Times, pekan silam.
“Kalau di sini sedang tren tutup kuping, Mo,” celetuk Petruk, sekenanya. Romo Semar tidak tertarik untuk mengomentari politik yang sedang terjadi di Inggris. Karena menurutnya seorang pemimpin memiliki gaya masing-masing. Ada model pemimpin seperti Ken Arok, berhasil mengalahkan lawan-lawan politik dengan kebodohannya. Model pemimpin ambeg paramarta yaitu seorang pemimpin tahu skala prioritas. Kopi pahit dan ubi bakar dibiarkan dingin. Romo Semar memilih bermain dengan memorinya saat jadi pamong satria Pandawa di kerajaan Wirata.
Baca juga : Suksesi Trah Pandawa
Kocap kacarito, tahta kerajaan Wirata hampir saja jatuh ke tangan politisi Rupo Kenco dan Kenco Rupo. Kedua politisi ini terkenal jahat dan ingin merebut kekuasaan Wirata dengan jalan tidak benar. Untuk memuluskan niat jahatnya tersebut, Rupo Kenco berkoalisi dengan Prabu Susarman dari kerajaan Trigarta. Susarman dikenal sebagai musuh bebuyutan Prabu Matswapati, Raja Wirata. Selain Susarman, ada nama lain seperti Rajamala yang didapuk sebagai operator lapangan untuk melemahkan kekuatan Wirata.
Satria Pandawa sedang melakukan penyamaran di Kerajaan Wirata, pasca-menjalani hukuman dibuang di tengah hutan oleh Kurawa. Pandawa harus menjalani satu tahun menyamar sebagai sudra. Jika Kurawa mengetahui penyamaran Pandawa, maka harus mengulang lagi hukuman pembuangan di hutan selama dua belas tahun lamanya. Pandawa memilih kerajaan Wirata sebagai tempat penyamaran karena sudah tahu secara geopolitik. Selain itu, Wirata merupakan tanah leluhur para Pandawa.
Baca juga : Bocornya Surat Prabu Pandu
Dalam penyamarannya, Puntadewa berganti nama menjadi Dwijangka yang bertugas sebagai staf ahli kerajaan. Sedangkan Bima menjadi jagal pasar dengan nama samaran Jagal Bilawa. Arjuna menjadi guru tari kerajaan dengan nama Kandi Wrahatnala. Nakula menjadi juru pertanian dengan nama Grantipala. Dan Sadewa menyamar sebagai mantri peternakan dengan nama Tantripala.
Keberadaan para satria Pandawa justru memperkuat pemerintahan Wirata di saat kepercayaan rakyat Wirata kepada Prabu Matswapati turun akibat banyak kebijakan tidak pro rakyat. Selain itu, banyaknya pejabat melakukan korupsi menambah daftar kegagalan sang raja. Kedua masalah tersebut menjadi kunci masuk Rupo Kenco dan Kenco Rupo untuk melengserkan Prabu Matswapati.
Baca juga : Keserakahan Prabu Boko
Puntadewa sebagai raja ambeg paramarta segera membagi tugas untuk menyelamatkan Wirata. Bima dan Arjuna diberi tugas untuk menghadapi musuh-musuh Wirata. Grantipala dan Tantripala diberi tugas menjaga kesejahteraan rakyat. Rakyat tidak boleh jatuh sakit dan kurang makan. Hanya dengan perut “wareg” rakyat tetap setia dengan rajanya. Sedangkan Puntadewa dari dalam istana memimpin langsung gerakan penyelamatan Wirata.
“Kepemimpinan Prabu Puntadewa patut ditiru, Mo,” celetuk Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul, Tole. Seorang pemimpin setidaknya memiliki tiga hal untuk mensejahterakan rakyat. Pertama, keteladanan dalam memimpin. Kedua, tahu skala prioritas. Terakhir, seorang pemimpin harus menjadi manajer yang baik yaitu dapat membagi tugas dengan anak buahnya,” sahut Semar. Oye
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.