Dark/Light Mode

Kearifan Sumbadra Larung

Senin, 27 September 2021 06:38 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebuah video memperlihatkan anak-anak siswa SD menaiki getek yang terbuat dari styrofoam menyeberangi sungai menuju sekolah. Video tersebut sempat viral pekan silam. Seperti biasa, pro kontra dan saling bantah tidak terelakkan. Ada yang mengatakan anak-anak terpaksa naik busa karena tidak ada perahu dan jembatan penghubung. Ada lagi yang bilang aksi anak-anak tersebut hanya main-main untuk mengisi kegiatan sehabis pulang sekolah.

“Terlepas mana yang benar, kita wajib melindungi anak kita dari bahaya banjir dan air pasang, Mo,” celetuk Petruk mengingatkan. Romo Semar mesem dan tersenyum menanggapi komentar Petruk. Sebetulnya, Romo Semar sedang gundah hatinya. Saat rakyat sedang berjibaku menghadapi pandemi, para elite politik dan petinggi lembaga negara ditangkap KPK karena terseret kasus korupsi. Romo Semar tidak habis pikir, seorang wakil ketua Dewan gaji dan tunjangan cukup besar, mengapa masih kreatif untuk nyambi sebagai makelar kasus.

Baca juga : Reshuffle Pun Tidak Cukup

Seperti biasa, Romo Semar selalu setia ditemani pisang rebus dan kopi pahit untuk sarapan paginya. Bicara mengenai anak naik getek ke sekolah mengingatkan cerita Sumbadra Larung. Saat itu jasad Dewi Sumbadra terpaksa dibuang ke tengah laut dengan dinaikkan getek kayu untuk mencari tahu siapa pembunuhnya.

Kocap kacarito, Arjuna sempat shock mengetahui istri tercintanya, Dewi Sumbadra, tewas mengenaskan dengan tusukan keris di dadanya. Spekulasi atas kematian Sumbadra beragam. Ada yang mengaitkan dengan musuh-musuh Arjuna ingin menuntut balas dendam. Kemungkinan peran Kurawa bermain di balik tewasnya Sumbadra tidak bisa dipungkiri. Perebutan tahta kerajaan Hastina membuat Kurawa dan Pandawa saling bermusuhan.

Baca juga : Suksesi Trah Pandawa 

Dalam keadaan kacau, Prabu Kresna muncul untuk menenangkan Arjuna dan Pandawa. Kresna minta jasad Dewi Sumbadra dibuang atau dilarung ke tengah laut. Arjuna sempat protes atas saran Kresna tersebut. Tapi sebagai titising Dewa Wisnu, kecerdasan Kresna tidak diragukan lagi. Tanpa buang waktu Sumbadra dinaikkan ke dalam perahu kayu dan dilepas ke tengah samudera. Kresna minta Gatotkaca mengawasi jasad Sumbadra dari kejauhan.

Di sisi lain, Antasena anak Bima dari perkawinannya dengan Dewi Urang Ayu pamit ingin menemui orang tuanya. Sebagai anak penguasa laut tidaklah susah bagi Antasena mencari kerajaan Amarta. Betapa kagetnya melihat ada jasad seorang wanita di atas perahu kayu. Dengan kesaktiannya Antasena berhasil menghidupkan kembali Dewi Sumbadra. Sempat terjadi salah paham antara Gatotkaca dan Antasena. Kedua anak Bima tersebut terlibat perang tanding. Gatotkaca mengira Antasena sebagai pembunuh bibinya Dewi Sumbadra. Kedua anak Bima tersebut berhasil dilerai oleh Sumbadra. Misteri siapa dalang pembunuhan akhirnya terungkap yaitu Burisrawa dari Mandaraka. Burisrawa nekat menghabisi Sumbadra karena cintanya ditolak.

Baca juga : Bocornya Surat Prabu Pandu

“Burisrawa memilih jalan pintas untuk memuaskan dendam pribadinya, Mo,” celetuk Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. "Betul, Tole. Sama halnya yang terjadi pada elite politik kita. Mereka tidak sabaran dan instan melihat hasil tanpa harus melakukan proses yang wajar. Akhirnya tanpa malu nyambi sebagai broker kasus memperkaya diri dengan melakukan penyuapan. Ada hikmah positif di balik elite korup ditangkap KPK. Proses penangkapan elite ibaratnya proses detoksinasi bagi negeri ini. Racun korupsi dikuras habis agar suatu hari nanti bangsa ini memiliki pemimpin yang benar-benar bersih dan mengabdi kepada rakyat," sahut Semar. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.