Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Managed Services Appliance, Solusi Terbaik Untuk Private Cloud Bagi Korporasi

Jumat, 8 Juli 2022 11:29 WIB
Foto: Dok. Istinewa
Foto: Dok. Istinewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertumbuhan infrastruktur informasi dan teknologi di Indonesia terus berkembang ke arah yang lebih baik.

Demikian halnya dengan jumlah pengguna internet yang mencapai sekitar 200 juta pengguna.

Mengapa cloud kurang sesuai untuk korporasi? Secara teknis, teknologi virtualisasi yang digunakan pada layanan cloud memungkinkan pelaksanaan proses multipleks pada hardware thread.

Baca juga : Sandiaga Uno Beri Alat Ukir Untuk Pengrajin Saluang dan Bansi Di Pariangan

Memungkinkan pembagian HT dalam beberapa virtual proses atau thread, yang secara bisnis bisa memberikan keuntungan.

“Cloud memang bagus dan menarik untuk ritel, startup, dan UMKM tapi kurang cocok untuk korporasi yang butuh mission critical,” ujar CEO PT Equnix Business Julyanto Sutandang, saat berbicara di program Equnix Weekly Tech Talk (EWTT) 2022, Kamis (7/7).

Julyanto menambahkan, Mission critical atau bermisi kritis yang dimaksud adalah kondisi kritikalitas sebuah sistem, yang tidak boleh “out of service” dalam kondisi apapun dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi dalam segala aspek.

Baca juga : Menkominfo: Indonesia Adaptif Hadapi Evolusi Teknologi Komunikasi

Dengan kata lain pengoperasian server tersebut sangat penting untuk menjalankan aktivitas rutin, seperti misalnya sistem Internet banking, ATM, aplikasi pelayanan publik yang terus menerus melayani masyarakat secara online setiap saat.

Menurutnya Cloud dibuat untuk ritel sehingga mudah digunakan dimana dan kapan saja, untuk membayar yang dipakai saja (pay as you go) sehingga terasa murah serta dapat disesuaikan kebutuhan.

"Layanan ritel pasti tidak akan mau direpotkan oleh kebutuhan korporasi besar yang tentunya ingin dilayani secara premium dengan sentuhan personal. Karena didesain untuk ritel kemudian dipergunakan oleh Bisnis (B2B), jadinya tidak cocok, ada yang missed,” jelas Julyanto dalam keterangannya, Jumat (8/7).

Baca juga : Irine Yusiana: Sikap Indonesia Soal Ukraina Untuk Kepentingan Kemanusiaan

Faktor level keamanan dan kenyamanan yang tinggi dalam menjaga kestabilan, kemudahan dimaintain dan dioperasikan, menurut Julyanto, menjadi alasan utama bagi korporasi besar dalam memilih sistem yang digunakan.

“Pada public cloud, kita merasa seperti bisa mengontrol padahal tidak punya control sama sekali. Korporasi besar pastinya ingin memiliki total kontrol sedangkan kalau dikelola dengan cara masa lalu maka sangat merepotkan, apalagi jika tidak punya departemen IT yang bagus,” ujar I Made Wiryana Pengajar dan konsultan Pemerintah dalam bidang TI.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.