Dark/Light Mode

Senayan Dan Akademisi Kompak Sambut Serial Gadis Kretek Oleh Netflix

Jumat, 29 Juli 2022 15:22 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana Netflix memproduksi serial Gadis Kretek yang merupakan adaptasi dari novel berjudul serupa karya Ratih Kumala direspon baik banyak kalangan.

Berlatar belakang periode penjajahan Belanda hingga setelah kemerdekaan, cerita Gadis Kretek mencuri perhatian publik karena dinilai mampu menghadirkan sejarah dengan isu yang masih relevan sampai sekarang.

Melalui karya sastra ini pula, khalayak umum kembali diingatkan akan peran kretek sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme saat itu.

Baca juga : BPIP Ajak ASN Sosialisasi Lewat Musik, Olahraga atau Kuliner

Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nurhamida menjelaskan, hal tersebut makin menguatkan kretek merupakan warisan asli Nusantara yang perlu dipertahankan oleh negara.

"Posisi pertembakauan di Indonesia ini berbeda dengan industri tembakau yang ada di negara-negara lain. Bukan hanya dari produk, melainkan ekosistem tembakau di tanah air ini tidak bisa dipisahkan dari tradisi yang sudah ada ratusan tahun di Indonesia. Rakyat yang terlibat pada sektor ini juga berjumlah jutaan," ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (29/7).

Luluk mengatakan, pada saat itu hasil penjualan tembakau kerap disumbangkan untuk modal perlawanan terhadap penjajah.

Baca juga : Aplikasi Ilmu Saham Bakal Jadi The Next Unicorn

Semangat ini, dinilai Luluk, juga masih dibutuhkan hingga saat ini, ketika tembakau sebagai warisan budaya nasional kerap ditekan oleh lembaga-lembaga asing.

"Dengan sejarah pertembakauan yang sudah mengakar di Indonesia, Pemerintah sangat perlu untuk melindungi ekosistem pertembakauan sebaik-baiknya. Termasuk dari tekanan-tekanan asing," ujarnya.

Kebijakan-kebijakan yang akomodatif dan berpihak terhadap masyarakat dalam ekosistem pertembakauan mutlak dibutuhkan.

Baca juga : Koalisi Semut Merah Mau Bikin Kejutan Nih

Misalnya, kenaikan cukai rokok yang tidak terkendali dan terlampau tinggi akan sangat mempengaruhi serapan panen tembakau dan cengkih karena pabrik akan mengurangi produksi. Akibatnya, para petani dan pekerja akan kehilangan pendapatan bahkan mata pencahariannya.

"Begitu juga dengan berbagai kebijakan di sisi hilir seperti pelarangan total iklan atau gambar peringatan kesehatan yang lebih besar dipastikan akan berdampak ke sektor hulu," jelas Luluk.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.