Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kerap Abaikan Adab
Netizen +62 Dicap Microsoft Paling Nggak Sopan
Kamis, 4 Agustus 2022 17:27 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Adab alias tata krama dan sopan santun dalam berinteraksi di dunia nyata juga harus diterapkan dalam bermedia sosial. Sayangnya banyak netizen atau warga internet (warganet) yang abaikan adab di medsos. Perilaku di dunia nyata dengan medsos berbeda 180 derajat.
Social Media Officer GoodNews From Indonesia Ni Putu Ruslina Darmayanthi membeberkan, hasil riset Microsoft yang menyebut netizen Indonesia adalah netizen paling tidak sopan se-Asia Pasifik.
Riset ini didukung oleh beberapa survei lain yang menunjukkan banyaknya kasus ujaran kebencian, tindakan diskriminasi, serta hoax dan penipuan di internet.
"Agar menjadi warganet yang beretika dan berbudaya, perlu terapkan norma sosial seperti dunia nyata dan dihindari jenis konten negatif," katanya saat diskusi yang digelar di Pontianak, Kalimantan Barat, dikutip Kamis (4/8).
Baca juga : Kerja Sama Asia Dan Afrika Diklaim Saling Menguntungkan
Ia menyebut konten negatif antara lain, konten melanggar kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik, dan pemerasan/pengancaman.
Begitu juga konten sensitif yang belum tentu benar dan berujung penyebaran berita bohong. Selain itu hindari juga ujaran kebencian/bermuatan SARA.
"Karena banyak konten yang menimbulkan kasus dan berdampak buruk ke banyak orang, maka diperlukan etika dalam bermedia sosial," katanya.
Ia memberi tips menjadi netizen budiman. Yaitu menjaga netiket caranya dengan analisis konten, verifikasi konten, hindari mendistribusikan konten negatif, dan produksi hanya konten yang bermanfaat.
Baca juga : IMI Bersama KNPI Akan Gelar Kejuaraan Balap Motocross Piala Ketua MPR
"Cara kita berinteraksi di internet sama saja dengan cara kita berinteraksi di dunia nyata. Yang tidak boleh dikatakan saat bertatap muka secara offline, juga tidak boleh kita katakan secara online,” tutur Ruslina.
Pengurus RTIK Kalimantan Timur Mulyanto mengungkapkan, penggunaan internet dan media sosial sudah sangat masif di Indonesia.
Ada keuntungan, tetapi muncul pula masalah. Antara lain, mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan, kebebasan berekspresi yang kebablasan, hilangnya batas-batas privasi, dan risiko pelanggaran hak cipta dan karya intelektual.
Budaya bermedia digital ini memiliki ruang lingkup: budaya digital, budaya Pancasila; digitalisasi budaya; mencintai produk dalam negeri; dan hak-hak digital.
Baca juga : Kasihan Anak Kos Kalau Harga Mie Instan Naik
Agar ruang digital bisa mempertahankan keragaman budaya dan menciptakan ruang debat yang sehat maka diperlukan toleransi dan persatuan.
“Agar perbedaan budaya tidak menimbulkan masalah di internet, maka jadilah digital native yang cerdas," serunya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya