Dark/Light Mode

Dukung Pariwisata Bali, YYADU Ajak Semua Pihak Atasi Sampah Laut

Selasa, 13 Desember 2022 08:22 WIB
Foto: Dok. YYADU
Foto: Dok. YYADU

RM.id  Rakyat Merdeka - Pencemaran plastik di laut dianggap sebagai masalah kompleks. Berdasarkan hal tersebut Yok Yok Ayok Daur Ulang! (YYADU!) mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi mengatasi permasalahan sampah laut, terlebih yang terjadi di pantai bagian selatan Pulau Bali.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha mengatakan lingkungan termasuk pantai memiliki banyak fungsi bagi masyarakat Bali yang sebagian besarnya dikelilingi oleh pantai, mulai dari fungsi budaya, konservasi, transportasi, dan lainnya.

"Sektor pariwisata di Bali saat ini sedang dalam pemulihan. Masa transisi kembalinya wisatawan ke Bali ini harus diimbangi dengan kesiapan destinasi wisata dari aspek-aspek seperti salah satunya kebersihan," jelas Tjokorda dalam diskusi daring belum lama ini.

Baca juga : Bamsoet Ajak SAPMA Pemuda Pancasila Antisipasi Ancaman Krisis Global

Namun, persoalan-persoalan terkait pencemaran sampah tidak dapat dihindari, mulai dari sampah kayu pada musim-musim tertentu, limbah cair, bahkan limbah minyak di daerah-daerah pelabuhan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa menurut Sustainable Travel Report, 83 persen wisatawan menganggap perjalanan berkelanjutan itu penting dan 62 persen wisata global lebih memilih destinasi dan akomodasi yang bersertifikasi ramah lingkungan.

Kemenparekraf mencoba menyikapi adanya perubahan tren global pariwisata dengan mengembangkan destinasi wisata menjadi smart-green destination.

Baca juga : Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan, YYADU! Ajak Masyarakat Kelola Sampah Laut

“Adanya ketimpangan antara sosial-budaya serta ekonomi dan lingkungan menjadi PR (pekerjaan rumah), di mana salah satunya adalah pengelolaan sampah responsible atau bertanggungjawab," jelas Sandi dalam keterangannya, Senin (12/12). 

Untuk mewujudkan aksi nyata tersebut, menurut Sandi perlu dilengkapi melalui proses komunikasi, informasi, edukasi, dan sosialisasi. Namun, mengatasi permasalahan sampah perlu dilihat secara menyeluruh atau holistik.

Faktanya, data dari beberapa sumber mengatakan saat ini 80 persen sampah laut di Indonesia berasal dari daratan dan 30 persen dikategorikan sebagai sampah plastik.

Baca juga : Dukung Pariwisata Pontianak, TIK Gelar Edukasi Literasi Digital

Kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah akan mendukung ekosistem tata kelola sampah sehingga sampah tidak berujung mencemari lingkungan.

Selain itu, sampah yang dikelola dengan baik mampu menghasilkan nilai tambahan (added value) yang mampu mendorong ekonomi sirkular.

“Melalui Bali Waste Cycle ini kami mengedukasi, melakukan pengangkutan, pengumpulan, sampai pada pengolahan. Sampah yang dipilah dan dikelola akan memudahkan untuk proses selanjutnya, yaitu daur ulang guna menjaga Provinsi Bali yang benar-benar BALI, Bersih, Asri, Lestari, dan Indah,” tandas Founder Bali Waste Cycle Putu Ivan Yunatana. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.