Dark/Light Mode

No Food Waste, Pemanfaatan Teknologi dalam Manajemen Pengelolaan Sampah Makanan

Minggu, 8 Januari 2023 08:48 WIB
Food waste dari sisa pengolahan makanan. (Sumber: istockphoto.com)
Food waste dari sisa pengolahan makanan. (Sumber: istockphoto.com)

Pangan sebagai sumber nutrisi bagi tubuh, merupakan salah satu aspek penting di dalam kehidupan. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam UUD 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas (Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012). Sayangnya, masih banyak makanan yang terbuang sia-sia, bahkan makanan yang masih layak dimakan berakhir di tempat sampah.

Food waste atau sampah makanan merupakan keadaan ketika makanan terbuang, baik makanan yang masih layak ataupun tidak. Saat ini, food waste menjadi salah satu isu penting di dunia yang menjadi tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) dengan target pada tahun 2030, separuh food waste per kapita dapat dikurangi pada tahap distribusi dan konsumsi. 

Food and Agriculture Organizations (FAO) menyatakan, 1/3 makanan yang diproduksi akan dibuang dan sebesar 1,3 miliar ton makanan terbuang tiap tahun di seluruh dunia. Berdasarkan Food Sustainability Index pada tahun 2017, setiap orang Indonesia membuang makanan 300 kg per tahun atau 87 juta ton dari seluruh penduduk di Indonesia. Persentase food waste selama 20 tahun juga cenderung meningkat, dari 39% pada tahun 2000 menjadi 55% pada tahun 2019, dengan rata-rata sebesar 44% (Bappenas, 2021). 

Menilik Permasalahan Food Waste di Indonesia

Food waste berkaitan erat dengan food loss. Food waste adalah penurunan kuantitas pangan yang dihasilkan dari keputusan dan tindakan pengecer, layanan makanan dan konsumen, dan terjadi pada tahap distribusi dan konsumsi, sedangkan food loss merupakan penurunan kuantitas pangan yang terjadi pada tahap produksi, pasca panen dan penyimpanan, serta pemrosesan dan pengemasan. Jumlah food waste yang terdapat dalam tahap distribusi dan pemasaran sebesar 3,2-7,6 juta ton/tahun dan 5-19 juta ton/tahun pada tahap konsumsi. Dari tahap konsumsi, 80% food waste berasal dari rumah tangga dan 20% berasal dari sektor non-rumah tangga.

Baca juga : Ganjar Tunjukkan Toleransi Dalam Momen Perayaan Natal

Tak banyak orang yang mengetahui bahwa timbunan sampah makanan ini sangat merugikan lingkungan karena turut menyumbangkan emisi gas rumah kaca. Food loss dan food waste menyumbang sekitar 4,4 gigaton emisi gas rumah kaca di setiap tahunnya pada skala global, sedangkan di Indonesia, total emisi timbulan food waste dan food loss yang terjadi pada tahun 2000-2019 diestimasikan sebesar 1.702,9 Mt CO2 ek (mega ton karbondioksida ekuivalen), dengan rata-rata kontribusi per tahun setara dengan 7,29% emisi gas rumah kaca. Selain itu, food waste dapat mengakibatkan kehilangan energi di dalam makanan. Bahkan, jumlah orang yang dapat diberi makan dari kehilangan kandungan gizi (energi) dari food waste dan food loss pada tahun 2000-2019, yaitu 61-125 juta orang atau 29-47% populasi Indonesia. 

Di balik kerugian yang ditimbulkan, ternyata terdapat manfaat dari food waste bagi lingkungan. Selain dimanfaatkan menjadi kompos, food waste juga dapat diolah menjadi sumber energi lain, yaitu bioetanol dengan memanfaatkan mikroba Saccharomyces cerevisiae. Limbah makanan ini merupakan sumber daya yang sangat potensial karena mengandung karbohidrat dan lipid dalam jumlah besar. Dengan demikian, limbah makanan dapat digunakan sebagai sumber daya untuk produksi biofuel berupa bioetanol. Akan tetapi, kurangnya pengetahuan masyarakat dan sarana prasarana di Indonesia untuk mengelola food waste menjadikan sampah makanan tidak terkelola dengan baik dan hanya tertimbun begitu saja sehingga dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, pengetahuan masyarakat mengenai food waste merupakan salah satu aspek penting untuk mengurangi food waste.

Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menciptakan suatu aplikasi untuk mengedukasi dan mengumpulkan sampah makanan di sektor rumah tangga maupun restoran untuk dikumpulkan dan diolah kembali menjadi kompos dan bioetanol. Jika food waste berkurang, pemanfaatan potensi makanan akan menjadi lebih efisien. Mengurangi food waste sangat penting untuk menciptakan zero hunger world dan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dunia, terutama SDG Nomor 2 (End hunger) dan SDG Nomor 12 (Ensure sustainable consumption and production patterns).

Selayang Pandang Aplikasi “No Food Waste”

Timbulan food waste paling banyak terdapat di sektor rumah tangga yang mana berdasarkan hasil survey yang dilakukan Bappenas, sebanyak 44% food waste dalam sisa pangan di piring per orang akan dibuang tanpa diolah terlebih dahulu dan sebanyak 36% dimanfaatkan menjadi pakan ternak. Sisanya, sampah makanan tersebut akan diolah menjadi kompos atau diberikan kepada orang lain. Bagi masyarakat perkotaan yang tidak memiliki hewan ternak, pengelolaan sampah makanan menjadi hal yang susah dan tidak praktis untuk dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menciptakan sebuah aplikasi untuk menghimpun sampah makanan dari rumah tangga.

Baca juga : Tolong, Pastikan Ada Pengamanan Maksimal

Aplikasi “No Food Waste” merupakan aplikasi yang membantu mengurangi food waste dengan memanfaatkan kembali sampah makanan untuk diolah menjadi kompos dan bioetanol yang merupakan hasil fermentasi sampah makanan tersebut. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan informasi terkait food waste, bagaimana perkembangan kasus ini di Indonesia maupun di dunia, dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan. Selain dapat memanfaatkan kembali sampah makanan, aplikasi ini juga dapat menjadi sumber edukasi bagi masyarakat agar lebih peduli dan mengetahui permasalahan lingkungan.

Dengan target pengguna rumah tangga dan restoran di perkotaan, aplikasi ini memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan kembali sampah makanan tersebut agar tidak terbuang percuma. Prosesnya yaitu dengan kurir mengambil sampah makanan sesuai dengan titik lokasi di dalam aplikasi, kemudian sampah tersebut diambil dan dikumpulkan untuk diubah menjadi kompos atau bioetanol. Selain itu, aplikasi ini juga membantu menghimpun makanan yang belum laku di restoran yang masih layak makan untuk disalurkan ke konsumen dengan harga yang murah atau disalurkan ke orang yang membutuhkan. Hal tersebut dapat mengurangi timbunan sampah makanan yang dihasilkan dari barang dagangan sekaligus membantu restoran agar dagangannya habis. 

Sistem reward aplikasi ini berupa poin, dimana untuk setiap sampah makanan yang disumbangkan dari rumah tangga akan mendapatkan 5 poin dan dari restoran 10 poin. Besaran poin tidak didasarkan dengan berat sampah makanan yang diberikan sehingga bagi rumah tangga yang menyumbangkan sampah makanan baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dianggap sama. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan konversi sistem poin. Nantinya, poin yang terkumpul dapat digunakan untuk berdonasi berupa makanan. Ketika poin yang dihasilkan sebesar 50, maka orang tersebut sama dengan berdonasi satu porsi makanan yang akan didistribusikan kepada masyarakat yang kurang beruntung sehingga aplikasi ini juga membantu mengurangi food hunger di Indonesia.

Generasi muda sebagai penerus bangsa harus memanfaatkan potensi di Indonesia dengan terus belajar dan kritis terhadap permasalahan yang ada. Aplikasi “No Food Waste” ini diharapkan mampu menjadi upaya kuratif untuk mengurangi sampah makanan yang ada di Indonesia dengan mengumpulkan sampah tersebut untuk diolah menjadi kompos dan bioetanol. Pemanfaatan sampah makanan menjadi bioetanol ini selain mengurangi timbunan sampah makanan juga dapat menjadi sumber energi terbarukan sehingga dapat mengurangi pemakaian minyak bumi yang semakin menipis. Selain itu, dengan adanya beberapa fitur yang menyalurkan makanan dari restoran ke konsumen dan donasi makanan kepada orang yang membutuhkan, aplikasi ini secara tidak langsung juga membantu menciptakan zero hunger di Indonesia.


Tampilan aplikasi "No Food Waste"

Baca juga : Sejahterakan Buruh, Relawan Ganjar Teken MoU Dengan Belasan Perusahaan Di Pekalongan

Menu form diisi untuk mengambil sampah di titik sesuai pengisian

Menu trivia sebagai sumber informasi mengenai food waste

Tampilan artikel pada menu trivia

Menu points, menampilkan poin yang terkumpul

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.