Dark/Light Mode

Mencegah Biopower Tak Sehat: Mengapa Pola Kerja Sehat di Indonesia Sangat Penting?

Selasa, 3 Januari 2023 19:14 WIB
Giorgio Agamben. Sumber:https://criticallegalthinking.com/2018/02/21/giorgio-agamben-oath/
Giorgio Agamben. Sumber:https://criticallegalthinking.com/2018/02/21/giorgio-agamben-oath/

Menurut pandangan Giorgio Agamben, sistem ekonomi yang menuntut orang untuk bekerja jumlah jam yang tinggi tanpa memperhatikan risiko kesehatan yang terkait disebut sebagai "biopower yang tak sehat". 


Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), orang-orang yang bekerja jumlah jam yang tinggi setiap minggunya memiliki risiko terkena penyakit jantung yang lebih tinggi hingga 25%, serta risiko kematian yang lebih tinggi hingga 20%. Selain itu, orang-orang yang bekerja jumlah jam yang tinggi juga memiliki risiko terkena sindrom kelelahan kronis, yang dapat menyebabkan sakit kepala, depresi, dan masalah tidur.


  • Di China, orang-orang seringkali bekerja dengan jumlah jam yang tinggi demi mencapai target produksi yang tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah. Menurut data dari International Labour Organization (ILO), rata-rata orang di China bekerja sekitar 46,3 jam per minggu. Meskipun ada hukum yang mengatur jumlah jam kerja yang diizinkan, seringkali hukum tersebut tidak diikuti dengan baik oleh perusahaan-perusahaan. Selain itu, kondisi kerja di China juga seringkali tidak sehat dan tidak aman, terutama di sektor industri. Hal ini dapat menyebabkan orang-orang harus bekerja jumlah jam yang tinggi hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dasar.

Di Jepang, pola kerja yang dikenal dengan istilah "karoshi" atau "kematian akibat bekerja terlalu keras" juga merupakan bentuk dari biopower yang tak sehat. Menurut data dari Ministry of Health, Labor, and Welfare, sekitar 20% orang di Jepang bekerja lebih dari 80 jam per minggu. Banyak orang di Jepang bekerja jumlah jam yang tinggi demi mencapai target produktivitas yang tinggi yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, budaya kerja yang kuat di Jepang juga menuntut orang-orang untuk terus bekerja tanpa mengambil waktu istirahat yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan orang-orang di Jepang mengalami kelelahan kronis dan masalah kesehatan lainnya.

Pola kerja di China dan Jepang mungkin dapat dikatakan sebagai biopower yang tak sehat menurut pandangan Giorgio Agamben, karena orang-orang di kedua negara tersebut seringkali bekerja jumlah jam yang tinggi tanpa memperhatikan risiko kesehatan yang terkait. Oleh karenanya, penting bagi negara-negara tersebut untuk menetapkan batasan jumlah jam kerja yang wajar, serta memberikan jaminan waktu.

Di Jerman, pola kerja yang umum adalah sistem "Mittelstand," yaitu sistem kerja yang menekankan pada kualitas produk dan pelayanan yang tinggi, serta hubungan yang erat antara perusahaan dan pekerja/buruh. Sistem ini mengutamakan kualitas hidup pekerja/buruh dan memfasilitasi keseimbangan antara kehidupan kerja dan keluarga. Di Jerman, jam kerja rata-rata per tahun adalah 1.371 jam, yang terbilang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Selain itu, di Jerman juga terdapat jaminan istirahat antara jam kerja, serta waktu luang yang cukup bagi pekerja/buruh untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Di Swedia, pola kerja yang umum adalah sistem "Work-Life Balance," yaitu sistem kerja yang menekankan pada keseimbangan antara kehidupan kerja dan keluarga. Sistem ini memfasilitasi fleksibilitas waktu kerja dan tempat kerja, serta memberikan jaminan istirahat yang cukup bagi pekerja/buruh.

Di Swedia, jam kerja rata-rata per tahun adalah 1.665 jam, yang terbilang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Selain itu, di Swedia juga terdapat jaminan waktu luang yang cukup bagi pekerja/buruh untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Kesimpulannya, pola kerja di Jerman dan Swedia cenderung lebih sehat dan memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan pekerja/buruh, dengan jaminan waktu luang yang cukup serta jam kerja yang terbilang rendah.

Menurut filsuf Giorgio Agamben, sistem kerja kapitalis mengabaikan hak-hak asasi manusia dan menganggap manusia sebagai sumber produktivitas dan efisiensi saja. Dalam sistem kerja kapitalis, manusia dianggap sebagai "homo oeconomicus," yaitu individu yang selalu berorientasi pada keuntungan ekonomi dan tidak memperhatikan aspek-aspek lain dari kehidupan.

Terkait saran mendasar ialah apabila masih ada beberapa perusahaan di Indonesia yang menerapkan sistem "overwork" atau bekerja terlalu keras, terutama di sektor industri. Hal ini dapat menyebabkan pekerja/buruh mengalami kelelahan kronis dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karenanya, penting bagi pemerintah Indonesia untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap sistem "overwork" yang diterapkan oleh perusahaan, serta memberikan sanksi yang tegas bagi perusahaan yang melanggar hukum terkait jam kerja. Selain itu, perusahaan di Indonesia juga perlu lebih memperhatikan kesejahteraan pekerja/buruh dengan memberikan fasilitas kerja yang lebih baik, serta menghargai pekerja/buruh yang memberikan kontribusi yang tinggi dengan memberikan remunerasi yang layak.

Pola kerja sehat merupakan hal yang penting bagi Indonesia karena dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Beberapa kajian penting tentang pola kerja sehat di Indonesia diantaranya adalah:

  1. "Occupational Health and Safety in Indonesia: Status and Challenges" oleh World Health Organization (WHO) dan International Labor Organization (ILO): Kajian ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, terutama di sektor pertambangan, pabrik, dan konstruksi. Kajian ini juga menunjukkan bahwa masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia banyak disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya pemahaman tentang risiko kerja, kurangnya peraturan dan pengawasan yang memadai, serta kurangnya pelatihan dan kesadaran karyawan.

  2. "The Impact of Long Working Hours on Productivity in Indonesia" oleh International Labour Organization (ILO): Kajian ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bekerja jumlah jam yang tinggi di Indonesia memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja jumlah jam yang lebih sedikit. Hal ini disebabkan oleh kelelahan kronis dan masalah kesehatan lainnya yang dapat diakibatkan oleh pola kerja yang tak sehat. Kajian ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang bekerja jumlah jam yang tinggi di Indonesia juga lebih rentan terhadap risiko terkena penyakit jantung dan stroke.

  3. "Pola Kerja dan Kesehatan Mental di Indonesia" oleh Yayasan Kesehatan Mental Indonesia: Kajian ini menunjukkan bahwa pola kerja yang tak sehat di Indonesia dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres. Kajian ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang bekerja jumlah jam yang tinggi di Indonesia memiliki risiko terkena masalah kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja jumlah jam yang lebih sedikit.

Agamben menyatakan bahwa sistem kerja kapitalis mengabaikan hak-hak asasi manusia, seperti hak untuk istirahat yang cukup, hak untuk memperoleh gaji yang layak, dan hak untuk bekerja dalam kondisi yang sehat dan aman. Sistem kerja kapitalis juga mengabaikan aspek-aspek lain dari kehidupan, seperti keluarga, persahabatan, dan hobi, dan hanya fokus pada produktivitas dan efisiensi.


Daftar Pustaka:

  1. "Working Time and Health" oleh World Health Organization (WHO): https://www.who.int/occupational_health/topics/workingtime/en/
  2. "The Working Time of the World" oleh International Labour Organization (ILO): https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---dgreports/---dcomm/---publ/documents/publication/wcms_215758.pdf
  3. "The Effects of Long Working Hours on Physical and Mental Health" oleh Mayo Clinic: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/workplace-stress/art-20046642
  4. "Working Time Regulations in China" oleh China Labor Bulletin: https://www.clb.org.hk/content/working-time-regulations-china
  5. "Karoshi: Japan's Deadly Work Culture" oleh BBC: https://www.bbc.com/news/world-asia-51247593
  6. "Mittelstand: Germany's Success Story" oleh Germany Trade & Invest: https://www.gtai.de/GTAI/Content/EN/Invest/_SharedDocs/Downloads/GTAI/Publications/Sector-overviews/mittelstand-sector-overview.pdf

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.