Dark/Light Mode

Inilah 6 Respons Tubuh Jika Patah Hati Melanda, Hati-hati Bisa Ganggu Sistem Imun

Sabtu, 18 Februari 2023 14:00 WIB
Ilustrasi patah hati (Foto: Istimewa)
Ilustrasi patah hati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kondisi fisik akibat sakit emosional atau penderitaan mendalam yang dirasakan seseorang setelah kehilangan orang yang dicintai - apakah itu melalui kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara fisik atau penolakan cinta - bisa dijelaskan secara sains. 

Ahli Biologi Molekuler Riza Arief Putranto PhD, DEA mengungkap enam hal yang terjadi pada tubuh, jika kita mengalami patah hati.

Pertama, hasil pemindaian otak orang patah hati mengungkap, rasa sakit sosial (sakit emosional) dan rasa sakit fisik, ternyata berbagi jalur saraf yang sama.

Kedua, sejenak setelah patah hati, otak melepaskan neurotransmiter stres seperti kortisol dan epinefrin.

Baca juga : Khofifah: Baru Diresmikan, Jembatan Kali Kajar Terendam Lahar Dingin Semeru

"Ilmuwan mengatakan, ini adalah awal dari roller-coaster emosional," kata jebolan Biologi UGM yang melanjutkan pendidikannya ke Montpellier University, Prancis, Jumat (17/2).

Ketiga, hormon stres umumnya bisa diatasi tubuh dengan relatif cepat. Namun, ini sangat tergantung individu. Yang jelas, hormon kortisol diproduksi secara kontinyu dan menginduksi aliran darah ke otot.

"Karena kebutuhan fisik otot tidak besar, dia pun membengkak. Sehingga menimbulkan sakit kepala, leher kaku dan perasaan tidak nyaman di dada," papar Riza.

Keempat, kortisol mengalihkan aliran darah dari sistem pencernaan. Inilah yang memicu kram, diare atau kehilangan nafsu makan.

Baca juga : Pelatih Belanda Louis Van Gaal: 16 Besar Saja Tidak Cukup

Kelima, bagian otak terkait adiksi diaktifkan. Alhasil, kita menjadi mudah teringat mantan, lewat kenangan apa pun.

Inilah siklus emosi, yang membuat kortisol kembali diproduksi.

"Tubuh kita merespons situasi ini, dengan meminta energi. Sehingga, nafsu makan kita menjadi tak terkendali," terang Riza.

Keenam, dalam jangka panjang, patah hati membuat kinerja sistem imun tubuh terganggu secara global. Sehingga, kita mudah sakit.

Baca juga : Masyarakat Papua Diingatkan Hati-Hati Pilih Pemimpin

Menurut riset, obat patah hati adalah waktu. Tubuh kita punya mekanisme alamiah untuk mengatasi patah hati. 

"Cobalah mulai dengan menyayangi diri sendiri, you deserve it," saran Riza. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.