Dark/Light Mode

Prof Tjandra Sebut 3 Hal Penting Sebelum Melakukan Perjalanan Luar Negeri

Kamis, 18 Mei 2023 14:21 WIB
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Istimewa)
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan 3 hal penting sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri, dalam simposium RS Puri Medika tentang berbagai aspek perjalanan, baik wisata maupun ibadah Umroh dan Haji, Rabu (17/5).

Pertama, sebut Prof Tjandra, pentingnya kesadaran bahwa gangguan kesehatan, termasuk kejadian penyakit menular dapat saja terjadi kalau seseorang melakukan perjalanan jauh. 

"Hal ini setidaknya bergantung dari keadaan umum kesehatan kita, bagaimana bentuk perjalanannya dan tempat atau negara mana yang akan dituju," papar Prof Tjandra dalam simposium tersebut.

Baca juga : Pemkot Bandung Mau Bangun PLTSa, Pengamat: Semoga Bukan Sekadar Wacana

Maksud dari keadaan umum kesehatan, jelasnya, dapat dinilai dari seseorang yang akan bepergian memiliki penyakit kronik tertentu dan perlu rutin mengonsumsi obat. Jika iya, maka obat ini tetap harus dikonsumsi selama perjalanan, jangan sampai lupa. 

Sementara bentuk perjalanan, tergantung dari moda transportasi apa yang dipakai, berapa lama perjalanan serta apakah dalam perjalanan akan ada aktifitas fisik yang tinggi. 

Selain itu perlu juga diketahui bagaimana cuaca di negara tujuan, termasuk kelembaban udaranya. "Apakah memang ada risiko berbagai penyakit menular dan bagaimana aturan kesehatan setempat dan berapa lama akan ada di suatu tempat atau negara tertentu," jelasnya.

Baca juga : BSI: 95 Persen Calon Jemaah Haji Telah Melakukan Pelunasan Biaya

Ke dua, karena adanya kemungkinan risiko maka persiapan kesehatan sebelum berangkat itu sama pentingnya dengan persiapan perjalanan umum seperti tiket, hotel, rute perjalanan dan lainnya. Yang ideal, berkonsultasi dengan petugas kesehatan setidaknya 6 atau 8 minggu sebelum berangkat. 

Prof Tjandra juga menyebutkan berbagai website travel medicine yang kita bisa memasukkan nama negara yang akan dituju dan lalu memberi informasi lengkap tentang risiko kesehatan apa yang mungkin dihadapi. 

Ia mencontohkan website Center of Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat. Kondisi kesehatan suatu negara akan langsung diketahui, hanya dengan memasukkan nama negara yang akan dituju.

Baca juga : Pertamina Tindak Tegas Penyelewengan Penjualan BBM Bersubsidi

Misalnya Indonesia, maka di website tersebut akan tertulis “Alert Level 2” untuk polio dan “Watch Level 1” untuk penyakit campak. Lalu dituliskan tentang vaksin-vaksin apa yang diperlukan dan juga yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit yang tidak berhubungan dengan vaksinasi. Termasuk ditulis risiko untuk menghindari air tercemar, melindungi diri dari gigitan serangga dan mencegah penularan penyakit yang menular lewat percikan dahak seperti tuberkulosis.

Hal ketiga adalah jenis vaksinasi yang diperlukan. Untuk ini, sebut Prof Tjandra, pertama-tama perlu mendapatkan vaksinasi rutin yang biasa didapat. Ke dua, perlu tahu vaksinasi apa yang harus dilakukan untuk masuk negara tertentu, misalnya vaksin Meningitis untuk melakukan ibadah Haji.

"Ingat bahwa beberapa vaksin perlu waktu tertentu sebelum aktif, jadi baik sejak awal di cek kapan vaksinasi harus diberikan sebelum waktu keberangkatan," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.