Dark/Light Mode

Tips Membangun Pondasi Literasi Digital Pada Anak

Selasa, 20 Juni 2023 08:06 WIB
Membangun pondasi literasi digital pada anak penting dan menjadi perhatian orangtua. (Ilustrasi Istimewa)
Membangun pondasi literasi digital pada anak penting dan menjadi perhatian orangtua. (Ilustrasi Istimewa)

 Sebelumnya 
Prinsip yang harus ditekankan kepada anak-anak adalah mengajarkan mereka menahan pandangan, menjaga kemaluan. Sebab, jika otak anak rusak, kemaluannya tidak bisa dikendalikan. Jika orang tua tidak membicarakan hal tersebut, anak tidak tahu bagaimana akan bersikap.

2. Membangun Komunikasi dengan Anak

Kedepankan komunikasi sebagai pengganti gadget. Sebagai contoh, ajak anak bicara tiap kali pulang sekolah atau berkegiatan.

Hal-hal kecil di sekolah seperti tugas menumpuk, teman jahil atau guru menyebalkan sudah menjadi hal berat untuknya.

Baca juga : Investor China Minta Dukungan Airlangga

Dengan begitu, anak akan merasa didengarkan perasaannya. Bisa juga dengan bertanya tentang perasaan sang anak. Orangtua harus menyediakan alternatif lain ketika anak dibatasi dia pegang gadget.

Tidak bisa kalau ibu atau ayahnya tidak di rumah. Contohnya ikuti les berenang, main basket, futsal, gitar atau apa yang disukai anak.

3. Menemani Anak Ketika Berselancar di Internet

Hal pertama yang bisa dilakukan ketika mengenalkan dunia internet pada anak adalah membersamai mereka.

Baca juga : Pekan Literasi Digital: Semakin Cakap Di Media Sosial

Kepada anak-anak yang terlahir di dunia digital, memang tak mungkin tak mengenalkan sama sekali dengan dunia internet. Namun, bukan berarti orang tua memberikannya begitu saja gadget dan internet tanpa pijakan dan pengawasan.

Alasan meningkatkan sumber belajar dengan literasi digital itu sendiri juga perlu linear dengan pijakan orang tua kepadanya. Apalagi anak di bawah 7 tahun yang belum sempurna perkembangan otaknya.

Sudah selayaknya orang tua memang mendampingi dan mengawasi apa-apa saja yang diakses dan ditonton anak-anak.

Shafira merasa sedih, jika menemukan anak-anak yang dibiarkan menonton youtube, shorts, tiktok atau video-video portrait lainnya secara bebas.

Baca juga : Arema FC Percaya Kualitas Pemain Muda Timnas

"Terbayang konten yang tidak sesuai value dan budaya ketimuran dapat terekam di mata dan pikiran anak di bawah umur,” ujar Shafira.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.