Dark/Light Mode

Pakar Kesehatan Sebut Cara Atasi Stunting Tak Sesederhana Ucapan Prabowo

Selasa, 18 Juli 2023 20:08 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertahanan sekaligus bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan, cara menghilangkan stunting di Indonesia adalah dengan menghidupkan posyandu dan sejenisnya.

Cara lainnya menghilangkan stunting, adalah dengan mendata bobot bayi-bayi yang di bawah normal normal, hingga memberikan asupan gizi yang tepat kepada ibu-ibu.

Pakar dan Pengamat Kebijakan Kesehatan Hermawan Saputra menilai, mengatasi stunting tidak sesederhana yang disampaikan Prabowo.

Dia mengatakan, ada berbagai hal yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.

“Persoalan stunting itu tidak sesederhana menyiapkan posyandu, memberikan makanan tambahan, seperti susu dan lainnya. Stunting ini persoalan yang banyak sekali faktornya dan pelik,” ujar Hermawan kepada wartawan, Selasa (17/7).

Hermawan menuturkan, stunting bisa berkaitan dengan kesehatan ibu pranikah, kehamilan, persalinan, dan pola asuh.

Baca juga : Perluas Pasar, Restoran Padang Sederhana Hadir Di FX Mall Senayan

Selain itu, terkait juga konsumsi pangan nutrisi dan risiko penyakit menular dan bawaan.

“Itu semua harus menjamin upaya kesehatan yang paripurna, dan cara yang paling pokok memang adalah penguatan promosi, prevensi, dan juga adanya edukasi di masyarakat yang kita kenal dengan upaya kesehatan masyarakat,” tuturnya.

Dia menambahkan, upaya mengatasi stunting merupakan peran multi stakeholder.

Yakni, peran ketahanan pangan menyangkut pertanian, dan peran edukasi pola asuh.

Kemudian, peran untuk melakukan pola menu, intake nutrisi yang baik, dan bahkan pola pengasuhan hingga hidup berpasangan.

Hermawan menjelaskan, ada yang disebut 1.000 HPK, hari pertama kehidupan.

Baca juga : Bertolak Ke Jepang, Menag Yaqut Jajaki Saling Keberterimaan Produk Halal

"Sekitar 4 bulanan di dalam kandungan ibu, itu sudah menjadi hari krusial yang menentukan kesehatan bayi agar terhindar dan tercegah dari stunting. Mulai dari penjagaan nutrisi, kemudian agar terhindar dari anemia ibunya, kekurangan zat besi dan juga berkaitan dengan pasca persalinan,” bebernya.

“Jadi sampai umur 2 tahun dan itu hal yang memang memerlukan peran multistakeholders, tidak sesederhana Posyandu,” tambah Hermawan.

Hermawan mengakui, peran posyandu memang penting. Namun, konteksnya lebih kepada sebagai sarana untuk screening.

Hal lain yang juga tak kalah penting adalah pelatihan kader, hingga penguatan UKBM dengan penguatan sustainability program.

Selanjutnya, Hermawan menyampaikan konsep pencegahan dan penanganan stunting berkaitan dengan misi nasional kebangsaan.

Sehingga, harus ada strategi makro secara nasional yang mengedepankan kesehatan sebagai prioritas.

Baca juga : RUU Kesehatan Disahkan Jadi UU, Ini Tanggapan Prof Tjandra

“Sebab ada amanat konstitusi Pasal 28 huruf H Ayat 1 itu adalah amanat konstitusi untuk kesehatan yang berbunyi, setiap warga negara berhak hidup sejahtera lahir batin mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan berhak memperoleh pelayanan kesehatan,” terang Hermawan.

Oleh karena itu, kata Hermawan, lingkungan hidup yang sehat itu mencakup upaya pencegahan dan penanganan stunting. Juga menyangkut fisik, aspek psikologi dan lingkungan.

“Ini yang harus kita lakukan sari paripurna. Catatan indonesia akan semakin berat tantangannya, karena kita menghadapi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh sedentary lifestyle gaya hidup yang terbaru, risiko penyakit tidak menular tinggi. Juga sewaktu-waktu bisa terjadi emerging disease, karena penyakit menular. Itu yang dibuktikan oleh Covid-19 dan lainnya," tandas Hermawan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.