Dark/Light Mode

Semangka, Buah Antioksidan Simbol Perjuangan Palestina

Kamis, 2 November 2023 20:45 WIB
Rakyat melambaikan bendera Palestina untuk mengekspresikan solidaritas mereka bagi Palestina di Ibu Kota Tunisia, Tunis, pada 21 Oktober 2023, (Foto Fethi Belaid/AFP)
Rakyat melambaikan bendera Palestina untuk mengekspresikan solidaritas mereka bagi Palestina di Ibu Kota Tunisia, Tunis, pada 21 Oktober 2023, (Foto Fethi Belaid/AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada apa dengan semangka? Tiba-tiba, sebagian besar status kontak di media sosial menggunakan gambar buah yang mengandung berbagai macam vitamin, seperti vitamin A, vitamin C, vitamin B6, dan asam folat, serta mineral seperti kalium dan magnesium hingga senyawa fitokimia yang berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan kesehatan tubuh.

Sedang kampanye kesehatan, kah? Karena sebentar lagi Indonesia menjelang Hari Kesehatan Nasional. Tepatnya 12 November nanti. Atau sedang ada gerakan makan buah?

Big no. Bukan, gerakan itu bukan bentuk kampanye kesehatan, melainkan lebih dari itu. Yakni untuk menyatakan solidaritas terhadap perjuangan Palestina yang tengah menghadapi penjajahan Israel. Kok bisa?

Baca juga : Zidane Gantikan Pochettino?

Mengutip TIME, media yang berdiri pada 1923 itu, semangka sejak lama telah menjadi simbol kuat untuk memperlihatkan dukungan bagi Palestina. Tepatnya pada 56 tahun lalu.

Ya, pada 1967, semangka hadir sebagai simbol dukungan muncul setelah Perang Enam Hari alias Six-Day War, saat itu Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza serta mencaplok Yerusalem Timur.

Kala itu, Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai tindak pidana di Gaza dan Tepi Barat. Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai upaya mereka tetap bisa mengibarkan benderanya.

Baca juga : Dukung UMKM Lokal, Agrinesia Raya Teken Kerja Sama Dengan Pemkab Sleman

Pasalnya warna semangka saat dibelah mirip warna bendera Palestina, merah, putih dan hijau serta hitam dari warna bijinya. Namun upaya itu juga tidak mudah. Pemerintah Israel tidak hanya merespons dengan "tangan besi" pengibaran bendera itu, tetapi penggunaan benda lain dengan warna-warna serupa juga ditindak tegas.

Sekarang, tidak ada larangan seperti 56 tahun lalu. Tapi dengan melihat kemunculan semangka di setiap status dan story di media sosial, tanpa perlu menjelaskan, setiap orang sedang bersuara, sedang membuat gerakan massif, berunjuk rasa mendukung Palestina di tengah gempuran rezim zionis.

Dari data United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi Israel, selama periode 7 Oktober-1 November 2023, lebih dari 8.900 warga Palestina tewas akibat perang antara Israel dan kelompok Hamas (faksi Palestina yang memerintah di Jalur Gaza sejak 2007 setelah menang pemilu 2006).

Baca juga : Gandeng BRI, BPJamsostek Berikan Perlindungan Bagi Para Debitur

Korban Palestina paling banyak berada di Jalur Gaza, yakni korban jiwa 8.805 orang dan korban luka 22.240 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 128 orang dan korban luka 2.274 orang. Dalam periode sama, jumlah total korban jiwa dari pihak Israel sekitar 1.416 orang dan korban lukanya 5.413 orang.

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.