Dark/Light Mode

Cegah DBD, Takeda Gencarkan Sosialisasi 3M Plus dan Vaksin

Senin, 4 Maret 2024 18:21 WIB
Melalui kampanye Langkah Bersama Cegah DBD, Takeda berharap dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam memerangi DBD. (Foto: Istimewa)
Melalui kampanye Langkah Bersama Cegah DBD, Takeda berharap dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam memerangi DBD. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjadi salah satu penyebab kematian, demam berdarah dengue (DBD) diharapkan menjadi perhatian seluruh pihak.

Data Kemenkes RI dalam lima tahun terakhir (2018 - 2022) kasus DBD di Indonesia mencapai sekitar 105.763 kasus dengan kematian 815 kasus.

Di 2023, angka kasus dan kematian akibat DBD mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 2022 dimana total kumulatif DBD tercatat 143.266 kasus dengan kematian 1.236 kasus.

"Tahun lalu (2023), tercatat total kasus DBD di Indonesia sebesar 114.435 kasus dengan kematian 894 kasus. Dunia saat ini menargetkan nol kematian pada tahun 2030," jelas Ketua Tim Kerja Arbovirus Asik Surya dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/3/2024).

Hal ini tentunya tidak terlepas dari langkah-langkah intervensi yang telah dilakukan oleh Pemerintah untuk menekan kasus DBD.

Secara garis besar terdapat tiga intervensi: intervensi pada lingkungan, intervensi pada vektor (nyamuk), dan intervensi pada manusia.

Baca juga : Gencarkan Sosialisasi, BPJamsostek Mampang Sasar Pekerja Informal Di Bogor

"Intervensi pada lingkungan dapat dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk. Sedangkan intervensi pada vektor dilakukan melalui penggunakan larvasida serta insektisida yang digunakan untuk fogging sementara pada manusia, dilakukan dengan cara intervensi inovatif melalui vaksinasi," ujar Surya.

Pengendalian dan pencegahan DBD, tidak hanya 3M Plus (menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang tidak terpakai; serta berbagai upaya mencegah gigitan nyamuk melalui obat nyamuk, fogging, dan penggunaan jaring nyamuk).

Tetapi juga inovasi pencegahan lain seperti dengan vaksinasi serta upaya untuk mendorong peran aktif seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada dalam mencegah demam berdarah.

Melanjutkan kesuksesan Langkah Bersama Cegah DBD, PT Takeda Innovative Medicines kini memperluas kegiatan ke Kota Surabaya, Jawa Timur.

Kegiatan ini adalah bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang merupakan salah satu kemitraan antara PT Takeda Innovative Medicines dengan Kemenkes dan pemangku kepentingan setempat.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht menyampaikan apresiasi terhadap komitmen yang diberikan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk bersama-sama memerangi DBD di Indonesia.

Baca juga : Menkes Kebut Vaksin Baru TBC

“Permasalahan dengue, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Diperlukan sinergi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk peran aktif masyarakat," ujar Andreas.

Melalui kampanye Langkah Bersama Cegah DBD, Takeda berharap dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam memerangi DBD, serta menyukseskan target pemerintah untuk mencapai ‘nol kematian akibat dengue’ pada 2030.

Dokter spesialis anak Dini Adityarini menambahkan virus dengue dapat menginfeksi siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Tetapi pada anak-anak, DBD memiliki risiko yang jauh lebih tinggi, termasuk menyebabkan kematian.

Di tahun 2022 saja, dari seluruh kelompok usia, 48 persen kematian akibat dengue terjadi pada anak-anak usia 5-14 tahun.

"Untuk itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan penggunaan vaksin DBD, yang memiliki tingkat keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik, pada anak-anak guna menurunkan risiko keparahan penyakit dan menurunkan risiko rawat inap," ujar Dini.

Baca juga : Tahun Baru Imlek, Tokopedia Kantongi Kenaikan Transaksi 3 Kali Lipat

Vaksinasi menjadi metode yang krusial untuk membantu memberikan perlindungan yang menyeluruh, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga keluarga.

Inovasi yang tersedia saat ini telah direkomendasikan oleh asosiasi medis, dan dapat diberikan bagi kelompok usia 6-45 tahun.

Tetapi tentunya, masyarakat perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan sebelum mendapatkannya.

Langkah Bersama Cegah DBD diselenggarakan pertama kali pada tanggal 5 November 2023 di Jakarta. 

Program ini melibatkan hingga lebih dari 5.000 partisipasi masyarakat, dan berhasil mencatatkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai kegiatan edukasi masyarakat dengan tanda tangan komitmen terbanyak yaitu 2.500 komitmen dari masyarakat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.