Dark/Light Mode

Program Equibility Hadirkan Karya Inovatif Untuk Penyandang Disabilitas

Minggu, 9 Juni 2024 19:07 WIB
Program EQUIBILITY bertujuan membuka jalan menuju Indonesia inklusif, setiap orang, termasuk penyandang disabilitas, memiliki kesempatan berkembang  (Foto: Istimewa)
Program EQUIBILITY bertujuan membuka jalan menuju Indonesia inklusif, setiap orang, termasuk penyandang disabilitas, memiliki kesempatan berkembang (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Evolusi 3D, Bhinneka Prostetik dan Tutur Daya, serta didukung Organisasi Junior Chamber Internasional (JCI), Universitas Mercu Buana (UMB) dan Asosiasi Penerap Printer Tri Dimensi Indonesia (PRINTRIDI) meluncurkan program Equibility : Equity for Disability Through Innovation, di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan-Social Development Goals (SDGs) Goal ke-10, bertemakan 'Mengurangi Kesenjangan Intra dan Antar Negara'. 2024 Local

President Junior Chamber International (JCI) Jakarta Satria Ramadhan mengatakan, program ini memandang pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menciptakan karya-karya inovatif kelas dunia, yang dapat membantu orang dengan keterbatasan mobilitas agar dapat tetap produktif berkarya dan membuka akses pada ruang kerja.

"Program EQUIBILITY bertujuan membuka jalan menuju Indonesia inklusif, setiap orang, termasuk penyandang disabilitas, memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi, dengan bantuan inovasi yang tepat,” ujar Satria, melalui siaran pers, Minggu (9/10/2024).

Di kesempatan yang sama, Rektor UMB Prof. Dr. Andi Adriansyah menilai, program Equibility sejalan dengan visi dan misi pendidikan tentang bagaimana dunia pendidikan menerapkan ilmu yang berguna bagi masyarakat luas. 

"Sesuai juga dengan salah satu tujuan SDGs, yaitu mengurangi kesenjangan antara anggota masyarakat, termasuk kaum disabilitas," kata Andi.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi PRINTRIDI Dipl. Ing.Wisnu Arya Permadi menjelaskan, bahwa equibility dapat berjalan dengan lancar bila pihak yang tepat saling terhubung dan menciptakan sinergi diantara mereka.

Baca juga : Sambut Idul Adha, BMH Komit Hadirkan Senyum dan Gizi untuk Masyarakat Dhuafa

Sehingga, dapat tercipta karya inovatif kelas dunia yang dapat menginspirasi berbagai lapisan masyarakat, dengan bantuan Teknologi 3D Printing.

“Pada prinsipnya, Get Connect, Create Synergy and Be Inspired dengan Teknologi 3D Printer dapat menciptakan karya inovatif kelas dunia untuk orang berkebutuhan khusus. Hal Ini Sudah umum di Luar Negeri," kata Wisnu.

Ia menuturkan, banyak orang yang masih mengira bahwa Produk 3D Print hanya sebatas prototipe.

Faktanya, kata Wisnu, saat ini sudah mulai bermunculan Produk 3D Print mulai dari mainan, komponen mesin, fashion, hingga alat-alat kesehatan.

"Termasuk, soket tangan dan kaki palsu untuk kaum disabilitas tuna daksa," katanya.

Untuk itu, bersamaan dengan peluncuran program ini, dilakukan juga program Equibility Workshop terobosan 3D Scan & 3D Print pembuatan kaki Prostesis yang Terjangkau, Presisi dan Professional. Nantinya, hasil karya 3D print Prostesis dari Workshop ini diberikan secara gratis kepada tuna daksa usia produktif yang terpilih dan hadir.

Ketua Umum Asosiasi PRINTRIDI Eric Rudolf Thedjasurya menjelaskan, teknologi 3D Scan dan 3D Print akan mempercepat inovasi teknologi dan keterlibatan profesional lintas bidang menjadi kunci utama keberhasilan.

Baca juga : DPRD DKI Usul Pemprov Bangun Rusun Khusus Penyandang Disabilitas

"Keahlian dan pengetahuan yang tepat, memastikan produk yang dihasilkan aman, efektif dan sesuai kebutuhan pengguna," katanya.

Sementara itu, Joko Suliyarto A.md menyampaikan, tujuan utama dari pembuatan kaki palsu adalah mobilitas agar pasien dapat hidup mandiri dan produktif kembali, tanpa terhalang keterbatasan fisiknya.

“Yang paling awal dilakukan, adalah bagaimana penerimaan diri atas kondisi fisiknya, baru kemudian percaya diri menghadapi masa depan," imbaunya.

Ia mengakui, Teknologi 3D Scan dan 3D Print memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembuatan kaki Prostesis yang professional.

Dengan terobosan 3D Scanner yang portabel dan 3D Printer dapat mempercepat proses pengukuran hingga produksi test socket pada kaki palsu dengan hasil yang presisi dan profesional.

"Dan masih banyak potensi untuk pembuatan aksesoris prostesis," imbuhnya.

Faizal Resky Dhafin, yang memilik keahlian dalam pembuatan tangan palsu menjelaskan, selama ini yang banyak diproduksi adalah tangan palsu hanya untuk penampilan atau estetika.

Baca juga : Bos Properti UEA Puji IKN, Jokowi: Yang Saya Inginkan Investasi

Namun, dengan kemajuan teknologi juga bisa dibuat tangan palsu untuk fungsional.

Menurut Faizal, tangan palsu bisa digunakan untuk memegang dalam meningkatkan produktifitas dalam bekerja sehari-hari.

Namun, untuk pergerakan lebih lanjut diperlukan inovasi dalam teknologi karena untuk sistem gerak, misalnya pergelangan atau jari-jari masih bersifat mekanikal.

Karenanya, inovasi teknologi yang aksesibel adalah kunci untuk membuka potensi dan mendorong kesetaraan bagi kita dan teman difabel menuju Indonesia inklusi

"Untuk itulah, Program Equibility hadir untuk menjadi Solusi Inovasi Teknologi yang aksesible di Indonesia," ujar Faizal.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.